Jokowi tak Hadiri ‘Aksi Bela Palestina’, Pengamat: Takut Dianggap Dukung Kelompok Radikal

Jokowi tak Hadiri ‘Aksi Bela Palestina’, Pengamat: Takut Dianggap Dukung Kelompok Radikal

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Presiden Joko Widodo tidak hadir di aksi damai Dukung Palestina yang digelar di sekitar Monumen Nasional (Monas) (17/12). Sikap itu bisa dimaknai Jokowi khawatir dianggap mendukung kelompok radikal, mengingat dalam kepanitiaan Aksi Dukung Palestina tercatat tokoh agama yang pernah dituding radikal dan berencana makar. 

Penilaian itu disampaikan pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada itoday (18/12). Baidhowi mensinyalir ada “pembisik” yang melarang Jokowi hadir di Aksi Bela Palestina 1712. “Ada pembisik melarang Jokowi ikut aksi bela Palestina di Monas," kata Baidhowi. 

Saat Aksi Bela Islam 212, kata Baidhowi, loyalis Jokowi menyayangkan kehadiran Jokowi di Aksi 212.  "Saat itu tidak sedikit pendukung Jokowi yang menyatakan kekecewaan atas ikutnya Jokowi dalam Aksi 212. Apalagi saat itu yang jadi bintang Habib Rizieq Shihab yang bertindak sebagai khotib dan imam Shalat Jumat," ungkap Baidhowi. 

Baidhowi menilai, saat ini Jokowi ingin menjaga jarak dan terlihat tidak berhubungan dengan orang-orang yang dianggap radikal. "Itu sesuai narasi pendukungnya yang menyatakan lawan Jokowi 2019 adalah kelompok radikal," papar Baidhowi. 

Namun demikian, kata Baidhowi, cara yang dilakukan tersebut justru membuat elektabilitas Jokowi semakin jatuh di Pilpres 2019. "Rakyat kecil juga mulai tidak simpati dengan Jokowi, walaupun dipoles apapun, kebijakan Jokowi banyak merugikan rakyat," jelas Baidhowi.  

Selain itu, menurut Baidhowi, Jokowi jatuh suaranya di Pilpres 2019 akibat ulah pendukungnya sendiri. "Model Denny Siregar, Abu Janda, maupun akun anonim di medsos pendukung Jokowi membuat citra buruk Jokowi," pungkas Baidhowi. [ito]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA