GELORA.CO - Pilu Jehan bayi 1 tahun usai orangtuanya tewas terkubur longsor di Tapanuli Tengah, Sumut.
Nasib pilu dialami bayi berusia 1 tahun bernama Jehan usai orangtuanya meninggal terkubur longsor.
Jehan kini menjadi yatim piatu setelah orangtuanya tewas karena longsor.
Bayi tersebut merupakan korban bencana longsor yang terjadi di Desa Bonan Dolok, Simaninggir, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada 26 November 2025.
Kini ia harus kehilangan ayah ibunya sekaligus akibat bencana longsor.
Bahkan jasad kedua orangtua Jehan disebut masih terkubur tanah longsor, dan belum berhasil ditemukan.
Padahal Jehan masih membutuhkan ASI dari sang ibu.
Bahkan, sudah lima hari Jehan harus bertahan tanpa ASI.
Hal ini terungkap lewat postingan tersebut.
"Jehan, balita usia 1 tahun ditinggal Ayah dan Ibu untuk selamanya. Korban bencana longsor di Simaninggir, Tapanuli Tengah pada 26 November 2025.
Begitu damai cinta ayah dan ibu Jehan ya nak, sampai maut mereka bersama.
Udah 5 hari Jehan nggak minum ASI dari ibunya. Mau ngirim susu instan kesana pun jalur darat nggak bisa, longsor dimana-mana, jalan banyak yang terputus.
Tuhan akan selalu melindungimu nak, tunggu semuanya pulih kami akan memelukmu secepatnya nak. Jehan kuat, love u Jehan," tulisnya.
Sebelumnya juga viral aksi Tengku Nova Mulyana Hanafi anggota Bhayangkari yang menyusui bayi satu bulan korban longsor di Tapsel, Sumut viral di media sosial.
Kini Tengku Nova Mulyana Hanafi Bhayangkari mengurai ceritanya.
Kejadian itu bermula dari balik tenda darurat Posko Kesehatan dan dapur umum di Desa Marsada, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sabtu (29/11/2025).
Dalam momen tersebut seorang nenek terlihat menggendong bayi mungil berusia sekitar satu bulan yang terus menangis karena terpisah dari ibunya yang masih berada di lokasi longsor.
Tangis bayi itu menggema di antara dinding tenda darurat, memancing empati siapa pun yang mendengarnya.
Tangisannya menggema, tak hanya menyayat hati, tetapi juga menghadirkan rasa cemas mendalam.
Di tengah suasana itu, Yana Hanafi, anggota Bhayangkari Cabang Tapanuli Selatan yang sedang bertugas di posko, tiba-tiba berhenti.
Hatinya tergerak melihat bayi yang terus menangis tanpa henti.
Diceritakan istri Brigadir Hanafi Ramadhan ia melihat bayi itu menangis seperti melihat anaknya sendiri.
Kendati begitu, ia harus menangkannya.
"Saat melihat bayi itu menangis, saya seperti melihat anak saya sendiri.
Saya hanya memikirkan satu hal, dia harus segera ditenangkan dan dia harus minum.
Selama saya bisa membantu, saya lakukan tanpa ragu," ujar Yana dalam keterangan pers Polda Sumut, dikutip Kompas.com
Setelah berkonsultasi dan mendapat persetujuan dari tenaga kesehatan serta sang nenek, Yana membawa bayi itu ke mushala kecil di sisi posko.
Di tempat sederhana itu, ia menyusui bayi tersebut.
