Menkeu Purbaya Geram: Saya Tak Peduli Thrifting, Baju Bekas Ilegal Harus Stop Masuk RI!

Menkeu Purbaya Geram: Saya Tak Peduli Thrifting, Baju Bekas Ilegal Harus Stop Masuk RI!

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Menkeu Purbaya Geram: Saya Tak Peduli Thrifting, Baju Bekas Ilegal Harus Stop Masuk RI!

GELORA.CO -
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan komitmen pemerintah memberantas praktik thrifting atau peredaran baju bekas impor ilegal di Indonesia. Ia menekankan bahwa negara tidak akan memberi ruang bagi masuknya pakaian bekas selundupan yang selama ini merugikan industri dalam negeri.

"Gue enggak peduli thrifting, pokoknya baju bekas ilegal masuk kita tutup," tegas Purbaya dalam Rapimnas Kadin 2025 di Park Hyatt Jakarta, Senin (1/12/2025).

Purbaya menambahkan, setelah penindakan barang ilegal diperketat, para pelaku usaha dalam negeri juga harus taat membayar pajak. Ia menekankan bahwa pemberantasan barang ilegal merupakan bagian upaya pemerintah untuk melindungi pasar dalam negeri.

Menurutnya, dengan pasar yang lebih terlindungi dari barang selundupan, pelaku usaha akan mendapakan pangsa pasar yang lebih luas di dalam negeri dan bisa meningkatkan penjualan.

"Habis ini baja, habis itu sepatu, dan yang lain-lain. Tapi kalau sukses, jangan lupa bayar pajak, kan sama-sama senang," ujar Purbaya.

Purbaya memaparkan, jika pasar domestik dikuasai oleh produk asing maka praktis akan menghambat penjualan pelaku bisnis di dalam negeri. Hal inilah yang menjadi penyebab pebisnis di dalam negeri susah untung berkembang.

"Kalau domestic demand-nya dikuasai asing, buat apa? Yang untung ya pengusaha asing. Jadi langkah saya adalah menjaga border kita dari barang-barang ilegal," jelasnya.

Ia menekankan bahwa sektor swasta memiliki peran besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat di masa mendatang. Purbaya juga membandingkan pertumbuhan ekonomi era Presiden SBY dan Jokowi, yang keduanya punya paradigma berbeda untuk membangun ekonomi.

Menurut Purbaya, mesin utama pertumbuhan ekonomi pada masa Presiden SBY adalah sektor usaha, sehingga mampu mendorong ekonomi tumbuh rata-rata 6 persen. Sementara di era Presiden Jokowi, mesin ekonomi diciptakan oleh Pemerintah lewat pembangunan infrastruktur yang masih, hasilnya ekonomi tumbuh rerata 5 persen selama kepemimpinannya.

Purbaya menyatakan di bawah pemerintahan Prabowo, dua mesin penggerak ekonomi akan dijalankan secara bersamaan. Baik yang diciptakan oleh sektor swasta, maupun didorong lewat belanja-belanja pemerintah. Caranya, lewat suntikan fiskal untuk mendorong belanja pemerintah, maupun strategi moneter untuk mendorong geliat dunia usaha.

"Saya pikir dengan tadi strategi fiskal, mesin moneter jalan, mesin pemerintah jalan, mesin swasta jalan, domestic market dijaga dengan betul, ekonomi investasi diperbaiki, harusnya 8% enggak susah-susah amat," ujarnya. 

"Jadi, dengan langkah ini saya harapkan tahun depan kita bisa tumbuh 6%, tahun depannya lebih cepat lagi. Harusnya 4 tahun, 5 tahun lagi sudah kelihatan tuh 8% persennya bisa tercapai apa enggak. Seandainya tak tercapai 8% persen, dapat 7% juga sudah lumayan," pungkas Purbaya.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita