GELORA.CO - - Longgsor melanda Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Titik longsor tersebar di sejumlah lokasi, yakni Kecamatan Adiankoting dan Kecamatan Pahae Jae.
Material longsor menutup akses jalan utama yang menghubungkan Tarutung menuju Kota Sibolga serta Tarutung ke Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Akibatnya, jalur lintas Sumatera lumpuh total dan membuat warga maupun pengendara tidak bisa melintas.
Sedikitnya 40-50 titik longsor ditemukan di wilayah tersebut. Bahkan di Desa Parbubu Dolok, Kecamatan Tarutung, 13 rumah tertimpa longsor.
Delapan rumah rusak ringan, sementara lima rumah rusak parah. Kondisi ini semakin menyulitkan warga yang hendak bepergian.
Rombongan Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu turut menjadi korban terjebak material longsor. Rombongan mobil dinas yang ditumpanginya sempat tertimpa longsor ketika melintas di jalur tersebut.
"Ketika kami berjalan ada beberapa longsoran bisa kami sisikan, namun di titik keempat kami mengalami kendala ada yang longsor kemudian kami berbalik arah. Dari lima mobil yang kami bawa yang bisa berbalik arah cepat itu hanya empat mobil maka tinggal satu mobil Wakil Bupaati," ujar Masinton di lokasi longsor, Kamis (27/11/2025).
Masinton menegaskan bahwa jalur Sibolga–Tarutung merupakan akses jalan nasional yang vital, sehingga ketika tertutup longsor akibat cuaca ekstrem, seluruh aktivitas transportasi terhenti.
Dia bahkan sudah dua hari berada di Desa Sibalanga untuk membantu tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Sumut membuka akses jalan dengan menggunakan alat berat ekskavator.
Pantauan di lokasi, kendaraan truk, minibus hingga angkutan umum menuju Tapteng tidak dapat bergerak terjebak macet. Banyak pengemudi akhirnya menginap di hotel atau rumah makan di Kecamatan Adiankoting, sementara sebagian lainnya memilih tidur di dalam mobil agar bisa segera melanjutkan perjalanan begitu jalan kembali terbuka.
Seorang warga Tapteng, Nuraini Bancin menceritakan pengalamannya terjebak longsor di Desa Sibalanga. Sepeda motornya terpaksa ditinggalkan karena jalan tertutup material. Dalam kondisi hujan deras, dia berjalan kaki selama enam jam dari Desa Sitauis menuju Adiankoting.
Nuraini akhirnya menunda perjalanannya ke Tarutung dan memutuskan kembali ke Sibolga setelah melihat banyak titik longsor di desa-desa lain.
Bencana longsor ini menunjukkan betapa rentannya akses utama di wilayah Tapanuli Utara terhadap cuaca ekstrem. Hingga kini, upaya pembersihan jalan masih terus dilakukan agar jalur vital penghubung antarwilayah dapat kembali digunakan
Sumber: inews
