GELORA.CO -Wacana Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk membuka lelang sepuluh wilayah pengelolaan panas bumi (geotermal) tahun ini menuai kritik.
Dari jumlah tersebut, tiga merupakan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan sementara tujuh lainnya berupa Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE).
Salah satu lokasi yang ditetapkan masuk peta survei adalah Kecamatan Jenawi, Karanganyar yang berada di wilayah lereng Gunung Lawu.
Praktis, rencana keblinger Bahlil dalam membuka lelang proyek geotermal di kawasan lereng Gunung Lawu mendapat penolakan dari elemen masyarakat di Karanganyar.
Aktivis lingkungan Yannuar Faishal menegaskan bahwa cadangan air tanah di kawasan tersebut sangat vital bagi kehidupan warga.
“Dikhawatirkan proyek tersebut akan mengancam lingkungan alam sekitar gunung Lawu,” jelas Yannuar dikutip dari Kantor Berita RMOLJateng, Senin malam, 29 September 2025.
Menurutnya, meski baru sebatas tahapan survei awal, namun proyek eksplorasi panas bumi berisiko mengurangi ketersediaan air, merusak ekosistem, hingga memicu potensi bencana.
“Gunung Lawu masih aktif. Jika dieksploitasi berlebihan, dampaknya bisa fatal. Air yang disedot untuk proyek akan mengurangi kebutuhan warga sehari-hari,” jelasnya.
Selain masalah lingkungan, warga juga khawatir muncul konflik sosial. Isu jual-beli lahan mulai merebak di sejumlah desa, termasuk Gumeng dan Anggrasmanis.
“Ada yang tergiur menjual tanah, ada yang menolak. Situasi ini bisa menimbulkan gesekan antar warga,” ungkapnya.
Pemerintah pusat berkali-kali menegaskan panas bumi sebagai energi bersih masa depan. Namun, bagi masyarakat Karanganyar, label 'energi hijau' tidak menjamin ramah lingkungan.
Mereka menilai, tanpa kajian ekologis mendalam, proyek geothermal justru bisa mengancam keberlanjutan hidup warga lereng Lawu.
Selama ini keberadaan gunung Lawu mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat. Bahkan sejak ratusan tahun, baik itu terkait budaya, kearifan lokal atau sumber alamnya yang melimpah.
“Termasuk sumber daya airnya mampu menjadi tumpuan hidup masyarakat lereng Lawu yang ada di dua provinsi yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur,” pungkas Yannuar.
Sumber: RMOL