GELORA.CO - Demonstrasi di Kabupaten Jepara pada Sabtu (30/8) malam berakhir ricuh. Langit-langit area kota khususnya Gedung DPRD memerah setelah massa aksi membakarnya.
Sebelum peristiwa pembakaran dan penjarahan tersebut, awalnya massa aksi bentrok dengan pihak kepolisian di Jembatan Kali Kanal Jepara.
Mulanya, suasana demo berjalan kondusif sejak Maghrib hingga setelah Isya.
Namun hal tersebut berubah setelah adanya aksi pembakaran ban, MMT hingga kayu di area Jembatan Kali Kanal atau persimpangan antara Jalan KM Sukri dan Jalan Ratu Kalinyamat.
Sejurus dengan itu, dilakukan penembakan gas air mata oleh pihak kepolisian. Amarah demonstran pun tersulut. Massa aksi membalas dengan melempar batu.
Polisi menghujani demonstran dengan gas air mata. Dengan rentang waktu setidaknya 3,5 jam. Berlangsung dari Sabtu (30/8) pukul 20.30 hingga Minggu (31/8) sekitar pukul 00.05. Mereka dipukul mundur oleh pihak kepolisian.
Di satu sisi, polisi tampak terkecoh. Mengira demonstrasi selesai. Tak sedikit yang beristirahat di bahu jalan depan Kantor Mapolres Jepara.
Mereka ada yang berbaring, bersandar atau sekadar duduk dengan raut wajah yang lelah.
Sedangkan di sisi yang lain, alih-alih mengakhiri demonstrasi, namun massa aksi bertolak menuju Gedung DPRD Kabupaten Jepara.
Setelah sampai di jalan depan DPRD, awalnya dilakukan pembakaran di persimpangan Jembatan Kali Kanal Saripan.
Massa aksi mulai melucuti sejumlah fasilitas umum, khususnya pos polisi yang berada di pojok jalan. Kemudian benda-benda yang dapat dibakar tersebut di seret di tengah jalan.
Api semakin membesar. Seiring dengan hal itu, amarah massa aksi juga semakin membara. Waktu menunjukkan pukul 00.30.
Suara lemparan batu yang memecahkan kaca Gedung DPRD mengubah keheningan malam menjadi mencekam.
Setelah aliran listrik dimatikan, mereka melompati pagar dan menyulut api di depan Gedung.
Tak cukup dengan itu, mereka masuk ke dalam Gedung. Lamat-lamat api mulai muncul. Puluhan orang berlarian keluar-masuk.
Selain membakar, juga menjarah barang-barang berharga. Seperti almari, TV, komputer layar interaktif, dispenser, kipas angin, permebelan dan sejenisnya.
Hingga sekitar pukul 01.20, tak ada aparat kepolisian. Hanya terdapat sejumlah TNI yang mencoba melerai aksi penjarahan dan pembakaran gedung tersebut.
Emosi satu anggota TNI pecah. Utamanya saat bendera merah putih yang tergantung di depan atap fasad depan Gedung DPRD ikut terkabar.
Pihaknya meminta agar para demonstran tidak main-main dengan simbol bangsa Indonesia tersebut.
Sejurus dengan itu, massa aksi mulai keluar dari kompleks Gedung DPRD.
Tak berselang lama, sekitar pukul 01.30 puluhan aparat kepolisian baru berdatangan. Dengan menggunakan satu unit armada Armoured Water Cannon (AWC) untuk memadamkan api dan sejumlah motor-mobil patroli, dengan persenjataan lengkap.
Setidaknya 1,5 jam sebelumnya, mereka tampak kelelahan usai bentrok dan kejar-kejaran dengan demonstran.
Terdapat beberapa orang yang ditangkap dan digelandang ke Mapolres Jepara. Sedangkan hingga berita ini terbit, jumlahnya secara pasti belum diketahui.
Pada saat yang sama juga terdapat 4 unit armada pemadam kebakaran yang membantu serta dalam proses pemadaman api.
Isi Gedung DPRD Kabupaten Jepara kocar-kacir, utamanya di deretan ruang fraksi. Barang-barang elektronik dijarah, tiga unit motor yang belakangan diketahui milik cleaning service dibakar.
Baru sekitar pukul 02.00, api berhasil dipadamkan. Untungnya belum merembet dan membesar. Selain ruang fraksi, paling parah ialah ruang Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan ruang sopir.
Meskipun demikian, demonstran masih berada di sekeliling Gedung DPRD. Setelah itu, mereka kembali masih lewat samping-belakang gedung.
Setelah keluar gedung dan sampai di jalan, mereka dipukul mundur dari dari Jembatan Kali Kanal Saripan menuju arah Perempatan Rahayu menggunakan mobil AWC dan mobil patroli.
Suasana mulai kondusif. Pukul 03.30, pemadam kebakaran telah rampung melakukan pendinginan dan kembali ke markas. Pada saat yang sama, demonstran juga telah meninggalkan area Gedung DPRD Jepara.
Pada Minggu (31/8) pukul 04.00 suasana sudah kondusif. Pengguna jalan juga telah dapat lalu-lalang melintas setelah sebelumnya jalan terblokade.
Sejumlah pihak, termasuk warga mulai berdatangan kembali. Mencoba mengamati huru-hara yang telah terjadi.
Sumber: jawapos