Sosok Siswanto, Penjaga Kos yang Mondar-mandir di Depan Kamar Diplomat Arya Daru

Sosok Siswanto, Penjaga Kos yang Mondar-mandir di Depan Kamar Diplomat Arya Daru

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Sosok penjaga kos yang terekam CCTV mondar-mandir di depan kamar indekos diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan di Guest House Gondia di Jalan Gondangdia Kecil No. 22, Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus), akhirnya terungkap.

Penjaga kos tersebut bernama Siswanto. Ia disebut disuruh oleh istri Arya Daru, Meta Ayu Puspitantri, untuk memeriksa kamar Arya karena tidak bisa dihubungi. Aksi Siswanto bolak-balik kamar Arya Daru terekam kamera CCTV.

Ia mondar-mandir di depan kamar Arya pada Pukul 00.27 WIB dan 05.20 WIB pada hari Arya ditemukan meninggal dengan wajah terlilit lakban kuning, Selasa (8/7/2025).


Andi, penjaga Toko Rokok Elektrik di depan kos Arya, membenarkan bahwa sosok yang mondar-mandir pada malam hari terekam CCTV itu adalah Siswanto.

Siswanto adalah penjaga dari lokasi tewasnya Arya di indekos Guest House Gondia.

"Itu penjaganya, Siswanto namanya yang malam-malam itu buka baju nggak pakai kacamata tetapi perawakannya dia (Siswanto)," kata Andi, Sabtu (12/7/2025), dikutip dari Warta Kota.

Andi menjelaskan bahwa Siswanto sering curhat kepadanya terkait dengan kejanggalan tewasnya Arya Daru.

Siswanto kini mengalami stres akibat diperiksa polisi sebagai saksi dalam kasus kematian diplomat muda ini.

"Dia curhat, stres ditanyaiin terus. Dia nggak tahu apa-apa (soal kematian Arya Daru)," tutur Andi.

Andi menyebut bahwa Siswanto kembali dijemput oleh sejumlah orang pada Sabtu (12/7/2025).

Akan tetapi, Andi tidak mengetahui apakah orang yang menjemput Siswanto itu adalah anggota polisi atau bukan.

"Pas dia masuk sini, tidak lama ada yang jemput, pakai mobil," ucap Andi.

"Dia sambil ngelihatin saat cabut (pergi), seperti ketakutan," imbuhnya.

Dalam rekaman CCTV, Siswanto terlihat mondar mandir pada pukul 00.27 WIB setelah Arya Daru sempat terlihat membuang sampah pada 22.30 WIB .

Ia tidak mengenakan baju karena ia taruh di pundak dan hanya mengenakan sarung motif kotak-kotak.

Sesekali ia menengok ke arah kamar Arya Daru sambil memegang handphone.

Pada pukul 05.20 WIB, Siswanto kembali mondar-mandir sambil membawa sapu.

Kali ini ia mengenakan kemeja putih, bercelana pendek, dan sandal jepit.

Di sisi lain, ternyata ada akses pintu lain di TKP ditemukannya jenazah Arya Daru.

Pintu indekos di sisi kanan tidak dilengkapi dengan akses ketat, hanya dilengkapi dengan gembok saja.

Sementara itu, pintu kos sisi kiri yang menuju kamar kosan Arya Daru dilengkapi dengan kotak sidik jari dan kartu akses, sehingga tidak sembarangan orang bisa masuk ke kosan tersebut.

"Biasanya di sini tuh penghuni kos selalu pakai akses di sini khusus buat kamar yang di sini aja. Dan sebelah kanannya ada penghuni lain dan masuknya itu ada pintu lain juga," kata Andi.

"Saya yang tahu, yang pakai akses ini doang ya (pintu masuk ke kosan Arya Daru), yang itu (sisi kanan) enggak," tuturnya.

Menurut Andi, penghuni kos tidak pernah saling bertukar akses pintu masuk dan keluar.

Artinya, penghuni kos yang berada di sisi kanan selalu masuk dan keluar di sisi kanan, begitu juga sebaliknya dengan penghuni kosan di sisi kiri, mereka selalu masuk dan keluar dari sisi yang sama.

"Saya tahunya terbatas ya (akses masuk ke arah kosan Daru) tapi saya enggak pernah mastiin ke dalam. Soalnya tahunya kalau penghuni sebelah (sisi kanan) ya keluarnya lewat sebelah. Selalu lewat sini. Nggak pernah kayak dia masuk sana (pintu kanan) keluar dari sini (pintu kiri)," ucapnya.


Dalam kasus kematian Arya Daru, polisi telah memeriksa empat saksi: pemilik indekos, penjaga kos, tetangga kamar, dan istri korban.

Polisi juga menyita barang bukti berupa lakban, kantong plastik, dompet, sarung, dan pakaian korban.

Di dalam kamar, ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, tetapi belum diketahui apakah ada kaitannya dengan kematian korban.

Ditemukannya sidik jari Arya Daru di lakban hingga saat ini masih menjadi tanda tanya besar.

Polisi belum dapat memastikan apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh pihak lain.

Dalam waktu satu minggu, penyelidikan kasus kematian diplomat muda ini ditargetkan selesai

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita