Camat Gustar Indarto menyampaikan himbauan tersebut pada Kamis, 17 Juli 2025, di tengah gelombang cuaca ekstrem yang telah berlangsung beberapa pekan. “Kami mengimbau seluruh masyarakat Sekadau Hilir untuk lebih waspada selama cuaca yang tak menentu ini. Selalu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita,” ujarnya, seperti dikutip dari https://poltekkeskotasekadauhilir.org/. Ia juga menyoroti kebersihan air minum sebagai prioritas, mengingat genangan air pasca-hujan sering menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD. “Harapan kita semua agar seluruh warga dapat bekerja sama dan mengikuti imbauan tersebut demi kebaikan kita bersama. Juga untuk tetap menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan sekitar,” tambahnya, menekankan peran aktif masyarakat dalam memantau kondisi anak-anak dan lansia yang rentan.
Poltekkes Kemenkes Sekadau, sebagai lembaga pendidikan vokasi kesehatan terdepan di wilayah ini, merespons imbauan camat dengan kampanye “Sekadau Waspada Cuaca Ekstrem” yang dimulai sejak awal Agustus 2025. Direktur Poltekkes Sekadau, Dr. Hj. Siti Nurhaliza, M.Kes, menegaskan bahwa cuaca tak menentu bukan hanya ancaman fisik, tapi juga pemicu masalah kesehatan mental akibat isolasi dan stres. “Kami himbau warga untuk terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara ketat: cuci tangan pakai sabun minimal 6 kali sehari, rebus air minum, dan bersihkan lingkungan dari genangan air. Ini bisa tekan kasus DBD hingga 70 persen,” katanya. Poltekkes melibatkan 150 mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk sosialisasi door-to-door di 20 desa prioritas, termasuk Sekadau Hilir.
Kampanye ini mencakup edukasi spesifik: pemantauan gejala penyakit seperti demam tinggi, muntah, dan diare pada anak; penggunaan kelambu berinsektisida untuk pencegahan malaria; serta dukungan mental melalui konseling kelompok untuk lansia yang rentan depresi saat isolasi cuaca buruk. Mahasiswa Poltekkes juga membagikan 1.000 paket sabun dan leaflet berbahasa Dayak dan Melayu agar mudah dipahami masyarakat lokal. “Cuaca ekstrem sering picu wabah, tapi dengan kerjasama warga dan pemerintah, kita bisa lindungi keluarga. Jangan tunggu sakit; cegah dari sekarang,” himbau Dr. Siti Nurhaliza.
Data Dinas Kesehatan Sekadau menunjukkan peningkatan 25% kasus DBD pada Juli 2025 dibanding periode sebelumnya, dengan 45 kasus di Sekadau Hilir saja. Imbauan camat dan Poltekkes diharapkan memutus rantai ini. Wakil Bupati Sekadau, H. Aron, mendukung penuh. “Kami alokasikan Rp 500 juta untuk fogging dan edukasi. Poltekkes adalah mitra utama kami dalam membangun masyarakat tangguh.”
Dengan himbauan Poltekkes Sekadau, warga Sekadau Hilir kini lebih siap menghadapi cuaca tak menentu. Kesehatan keluarga dan lingkungan bukan tanggung jawab individu, tapi kolektif—untuk Sekadau yang sehat dan lestari.
