Wakil Wali Kota Tangerang, Maryono Hasan, yang hadir mewakili Pemkot, menekankan bahwa tantangan kesehatan saat ini tidak bisa diatasi sendirian. “Tantangan dunia kesehatan saat ini tidak bisa dihadapi sendiri. Butuh kolaborasi lintas sektor, dan pendidikan tinggi seperti Poltekkes harus menjadi ujung tombak inovasi di tengah masyarakat,” ujar Maryono Hasan, seperti dikutip dari https://poltekkeskotaserang.org. Ia menambahkan bahwa sinergi ini krusial untuk menciptakan sistem kesehatan yang responsif, berkelanjutan, dan berbasis komunitas. Maryono juga menyampaikan pesan khusus kepada mahasiswa dan akademisi Poltekkes: “Menjadi bagian dari Poltekkes adalah langkah awal yang penting. Pelajari dengan serius, pahami proses, dan gunakan ilmu untuk mengabdi kepada masyarakat.” Pesan ini mencerminkan harapan Pemkot agar lulusan Poltekkes siap berkontribusi langsung dalam meningkatkan layanan kesehatan di Tangerang, mulai dari pencegahan stunting hingga penanganan penyakit tidak menular.
Sertijab Dahrizal sebagai Direktur Poltekkes Kemenkes Banten periode 2025–2029 menjadi simbol semangat baru. Maryono Hasan mengucapkan terima kasih kepada Purbianto atas pengabdiannya selama menjabat Plt. Direktur, dan berharap kepemimpinan Dahrizal membawa terobosan dalam memperkuat kolaborasi. “Terima kasih kepada Pak Purbianto atas pengabdiannya. Untuk Pak Dahrizal, kami harap kepemimpinan baru ini akan membawa semangat baru dalam memperkuat sinergi antara Poltekkes dan Pemkot Tangerang demi mencetak tenaga kesehatan yang unggul dan berdampak luas,” katanya. Kolaborasi ini difokuskan pada pengembangan inovasi layanan, seperti integrasi teknologi digital dalam pelayanan primer, pelatihan bidan desa untuk deteksi dini komplikasi kehamilan, dan program edukasi gizi berbasis komunitas untuk cegah anemia ibu hamil. Di Tangerang, di mana urbanisasi cepat sering kali membebani sistem kesehatan, sinergi ini diharapkan tingkatkan cakupan Universal Health Coverage (UHC) hingga 95 persen pada 2026.
Poltekkes Kemenkes Banten, dengan basis di Serang, telah meluluskan ribuan tenaga kesehatan sejak berdiri, banyak di antaranya bekerja di fasilitas kesehatan Tangerang. Program studi unggulan seperti Keperawatan, Kebidanan, dan Gizi menjadi tulang punggung kolaborasi ini, dengan mahasiswa terlibat dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) di puskesmas dan RSUD Tangerang. Dahrizal, sebagai Direktur baru, berkomitmen tingkatkan kurikulum berbasis inovasi, termasuk simulasi darurat obstetri dan penggunaan aplikasi mobile untuk monitoring kesehatan ibu. “Kolaborasi dengan Pemkot Tangerang akan jadi prioritas. Kami siap kembangkan model layanan terintegrasi yang bisa direplikasi di daerah lain,” tegas Dahrizal.
Dampak kolaborasi ini sudah terasa: sejak 2024, angka kematian ibu di Tangerang turun 15 persen berkat pelatihan bidan oleh Poltekkes, dan cakupan imunisasi anak mencapai 92 persen. Ke depan, rencana bersama termasuk pusat riset kesehatan komunitas di Neglasari untuk kembangkan aplikasi tracking gizi balita. Dengan sinergi Pemkot Tangerang dan Poltekkes Serang, layanan kesehatan bukan lagi reaktif, tapi proaktif—untuk Tangerang sehat, maju, dan inklusif.
