Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menghadapi tantangan besar dalam pengendalian tuberkulosis (TBC), salah satu penyakit menular yang masih menjadi perhatian kesehatan masyarakat di Indonesia. Untuk mendukung upaya ini, Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan aktif berpartisipasi melalui berbagai kegiatan preventif, edukatif, dan kuratif di wilayah ini. Kolaborasi ini melibatkan pemerintah daerah, dinas kesehatan, dan komunitas lokal untuk memastikan penanganan TBC berjalan efektif.
Poltekkes Kemenkes, melalui cabangnya di wilayah Sumatera Barat, berperan dalam menyusun strategi pengendalian TBC yang komprehensif. Tim ahli dari Poltekkes melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang gejala, penularan, dan pentingnya pengobatan TBC hingga tuntas. Kegiatan ini dilakukan melalui penyuluhan di desa-desa, sekolah, dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Selain itu, Poltekkes melatih kader kesehatan lokal untuk menjadi pendamping pasien TBC, memastikan kepatuhan terhadap pengobatan Directly Observed Treatment Short-course (DOTS), yang merupakan metode standar global untuk pengobatan TBC.
Mahasiswa Poltekkes dari program studi Keperawatan, Gizi, dan Kesehatan Masyarakat juga dilibatkan dalam kegiatan lapangan. Mereka membantu melakukan skrining awal di komunitas, mendata keluarga yang tinggal serumah dengan pasien TBC, serta memberikan edukasi tentang pentingnya ventilasi rumah dan pola hidup sehat untuk mencegah penularan. Keterlibatan mahasiswa ini tidak hanya mendukung program pengendalian TBC, tetapi juga memperkaya pengalaman praktik mereka dalam menangani masalah kesehatan masyarakat.
Data dari penelitian di wilayah pesisir menunjukkan bahwa faktor risiko TBC, seperti kepadatan hunian dan kurangnya pengetahuan masyarakat, masih menjadi tantangan. Oleh karena itu, Poltekkes Kemenkes juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan tentang sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih. Program ini telah menunjukkan hasil positif, dengan peningkatan jumlah pasien yang menyelesaikan pengobatan dan penurunan angka dropout pengobatan di beberapa kecamatan.
Kolaborasi ini merupakan wujud komitmen Poltekkes Kemenkes Pesisir Selatan dalam mendukung pencapaian target eliminasi TBC di Indonesia pada 2030. Dengan pendekatan yang terintegrasi, Poltekkes terus berupaya memperkuat sistem kesehatan masyarakat di Pesisir Selatan. Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain, menunjukkan bahwa kerja sama antara institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat dapat menciptakan dampak nyata dalam pengendalian penyakit menular seperti TBC.