GELORA.CO - Pengamat politik Rocky Gerung mengungkapkan arti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak mau bergabung dengan kabinet pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Rocky Gerung menilai jika PDIP memutuskan tidak mau bergabung dengan Prabowo Subianto, artinya partai berlambang banteng itu mempunyai perspektif berbeda dengan kabinet pemerintahan mendatang, sehingga bisa membuat kabinet bayangan untuk menunjukkan alternatif kepada publik.
"Jadi kalau PDIP misalnya memutuskan untuk tidak mau bergabung yaitu artinya PDIP punya portofolio yang beda, punya jalan berpikir yang beda, punya program yang berbeda, sehingga PDIP bisa membuat kabinet bayangan, bukan untuk mengganggu," ungkapnya.
"Tapi untuk memperlihatkan pada publik bahwa ada politik alternatif, ada paralel politik yang diolah dengan satu ideologi yang basisnya soekarnoisme, jadi itu dasarnya kan," imbuhnya, dikutip populis.id dari YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (14/5).
Sebelumnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto mengaku tidak masalah dengan pihak-pihak yang enggan diajak kerja sama. Hanya saja, ia meminta pihak tersebut jangan justru menjadi pengganggu.
"Saya akan berjuang terus bersama semua kekuatan yang mau diajak kerja sama. Yang tidak mau diajak kerja sama tidak apa-apa," kata Prabowo di Rakornas PAN di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Kamis (9/5/2024), dikutip dari Suara.
Prabowo mempersilakan mereka yang tidak mau bekerja sama untuk menjadi penonton. Tetapi ia sekaligus meminta yang menonton dan tidak mau bekerja sama untuk tidak menganggu.
"Kalau ada yang mau nonton di pinggir jalan, silakan jadi penonton yang baik. Tapi kalau sudah tidak mau diajak kerja sama, ya jangan mengganggu. Orang lagi mau kerja kok. Kita mau kerja. Kita mau kerja. Kita mau amankan kekayaan bangsa Indonesia," katanya.
Prabowo berkeyakinan semua partai di Indonesia memiliki orang-orang baik, sekaligus orang yang tidak baik. Prabowo meminta semua partai mengakui hal tersebut. Sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, dirinya sendiri sudah mengakui bahwa partai yang ia pimpin juga begitu adanya, yakni punya orang-orang baik, punya pula orang-orang tidak baik.
"Kita boleh punya jiwa korsa, tapi kita juga harus introspeksi diri. Di Gerindra pun juga banyak yang kurang baik, banyak yang baik, banyak yang kurang baik. Di semua organisasi ada yang baik dan ada yang kurang?" katanya.
"Sekarang bagaimana yang baik-baik dari semua latar belakang bisa kerja sama? Ini pelajaran sejarah. Indonesia tidak bisa dibendung. Kecuali elite Indonesia tidak bisa atau tidak mau kerja sama. Kuncinya itu," tandasnya.
Sumber: populis