Pria Ini Review Jujur Produk Timah, Ungkap Alasan Bisa Dikorupsi sebanyak Rp271 Triliun

Pria Ini Review Jujur Produk Timah, Ungkap Alasan Bisa Dikorupsi sebanyak Rp271 Triliun

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Pria Ini Review Jujur Produk Timah, Ungkap Alasan Bisa Dikorupsi sebanyak Rp271 Triliun

GELORA.CO -
Belakang ini ramai diperbincangkan soal korupsi timah yang mencapai sangat fantatis yakni Rp271 triliun.

Hal itu pun (kasus korupsi timah) menjadi sangat viral selain angkanya yang fantatis juga menyeret sejumlah nama seperti suami artis Sandra Dewi yaitu Harvey Moeis hingga Crazy Rich Helena Lim.

Sebenarnya komunitas tersebut membeberkan alasan penyebab terjadi kasus korupsi (timah) yang merugikan Indonesia hingga Rp271 triliun, apakah dari produksi timah itu bisa membuat orang sangat kaya?

Hingga menarik pria yang seorang YouTuber mengulas produk timah hingga bisa membuat orang menjadi miliarder.

Sebagaimana dilansir Hops.ID dari kanal YouTube Julio Ekspor pada Rabu tanggal 24 April 2024.

Pria sekaligus YouTuber tersebut menjelaskan bagaimana memproduksi timah dan cara mengekspornya.

Namun sebelum melanjutkan ke ulasan tersebut, ternyata apa yang dilakukan suami Sandra Dewi yaitu Haervey Moeis menjalankan pekerjaannya tidak sesuai dengan kontrak kerja.

Jadi, Harvey Moeis ini yang seharusnya melakukan penyewaan alat peleburan timah malah justru melakukan sekaligus memfasilitasi penambangan timah ilegal.

Tentunya hal itu sudah menyalahi aturan dalam kontrak kerja sehingga merugikan negara dengan jumlah yang sangat-sangat fantastis.

Kemudian kenapa hingga bisa merugikan negara?

Karena PT Timah TBK ini termasuk BUMN yang secara otomatis dikelola oleh negara dan sekaligus juga merugikan PT Timah TBK dan negara.

"Seberapa besar sih, potensi ekspor timah dari Indonesia dan gimana caranya?," ujar YouTuber tersebut.

"Jadi sebagian besar timah di dunia berasal dari Pulau Bangka Provinsi Bangka Belitung, yang hampir semua produksi dan pengelolaannya dilakukan oleh PT Timah TBK tapi mayoritas dikelola oleh negara," ungkapnya.

Dalam pengelolaan pengerjaan produksi timah itu sendiri ternyata di keruk karena kadar timah itu menyatu antara tanah dan pasir.

Jika hal itu pengerjaannya di lakukan oleh perusahaan maka mereka menggunakan cebung-cebung besar karena untuk mendapatkan bahan olahan yang lebih banyak yang nantinya di saring untuk menghasilkan kadar timah sebanyak 60%.

Akan tetapi apabila hal itu dilakukan oleh warga setempat hanya menggunakan selang kemudian disedot untuk di alirkan ke tempat yang berbentuk kotak alias sakan.

Lalu di saring dengan alat manual untuk memisahkan kadar timahnya dengan pasir atau tanah kemudian dijual ke PT Timah TBK.

"Jadi habis, mereka mendapatkan biji timahnya terus kalau sudah dapat yang murni dari penyaringan kemudian di lebur dan di cetak menjadi batangan kaya baja kemudian di ekspor keluar negeri," ujarnya.

Indonesia sendiri tepatnya pada tahun 2022 telah bisa memproduksi sebanyak 70.000 ton timah tentunya hal itu bukan produk yang sedikit.

Pasalnya, 70.000 ton produksi timah tersebut ternyata mencapai 19% produksi timah di dunia dan harga pertonnya itu bisa mencapai kisaran 25 ribu dollar hingga 28 dollar atau setara dalam kisaran Rp 403,788,75 - Rp 452,232,20.

Dengan penghasilan yang begitu besar maka hal itu pun dilakukan oleh pengusaha-pengusaha besar yang kaya raya karena harus punya smelter dan penambangannya.

Jadi, pantas saja korupsi timah bisa mencapai hingga ratusan triliun ekspornya pun begitu sangat menggiurkan.

"Nah sekarang pertanyaannya, sebenarnya timah ini fungsinya untuk apa?karena banyak banget hingga satu dunia butuh timah dari Indonesia," jelasnya.

Apabila menilik fungsi timah untuk apa, kalau di lingkungan kita banyak produk yang biasanya menggunakan timah itu seperti solder, charger handphone, kabel, baterai handphone, dan masih banyak lagi.***
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita