Menanggapi hal itu, Juru Bicara Timnas Anies-Muhaimin, Usamah Abdul Aziz, menyebut, dengan mengklaim sebagai pemenang Pilpres, Prabowo menunjukkan kepada publik bahwa dirinya tidak memahami proses demokrasi.
"Beliau (Prabowo) telah berhasil menunjukkan ke publik bahwa pemahaman terkait proses demokrasi tak dimiliki oleh beliau. KPU tak dihargai disini," ucap Usamah dalam keterangannya kepada Tempo pada Selasa, 5 Maret 2024.
Usamah menyoroti Komisi Pemilihan Umum atau KPU yang tak memberikan peringatan kepada Prabowo. Padahal, kata Usamah, seharusnya KPU mengingatkan Prabowo, mengingat proses penghitungan suara masih dilakukan.
"Hal ini bukan yang pertama. Sebelumnya, Wasekjen TKN 02 Lindsey Afsari Puteri pernah menyampaikan di salah satu video dalam akun Instagramnya bahwa acara di Istora senayan diputuskan oleh TKN sebagai pidato kemenangan Prabowo Gibran," kata Usamah.
Usamah khawatir, sikap yang ditunjukkan Prabowo ini, dapat merusak demokrasi yang ada di Indonesia. "Hal ini jelas menunjukan bahwa capres beserta TKN 02 tidak memahami proses Pemilu. Saya khawatir sekali demokrasi kita rusak akibat ulah beberapa orang," kata dia.
Hingga kini, pengumuman resmi pemenang Pilpres 2024 dari KPU belum ada, namun kubu Prabowo-Gibran telah menggelar deklarasi kemenangan pada 14 Februari 2024 malam. Deklarasi itu didasarkan pada hasil quick count beberapa lembaga survei yang menyebut mereka meraup sekitar 58 persen suara.
Adapun hingga Selasa, 5 Maret 2024, pukul 16:00 WIB, 78,10 persen dari 823.236 data Tempat Pemungutan Suara (TPS) telah tertampung masuk dan suara Prabowo-Gibran semakin jauh meninggalkan dua pasangan calon lain.
Prabowo-Gibran tercatat mengumpulkan 75.362.874 suara atau 58,82 persen. Anies-Cak Imin sebanyak 31.376.613 atau 24,49 persen, sedangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 21.374.418 atau 16,68 persen.
Sumber: tempo