Pasalnya menurut Denny Siregar, jika resmi dilantik sebagai kepala negara, Prabowo Subianto pasti akan menempatkan orang-orang kepercayaannya pada kursi pemerintahan, dan hal tersebut akan membuat persahabatan keduanya retak atau bahkan hancur.
"Logika sederhana saya sejak awal sudah meragukan bahwa persahabatan yang tampak di publik antara Jokowi dan Prabowo yang terjalin sebelum Pemilu ini akan langgeng, karena ketika Prabowo sudah dilantik menjadi presiden nanti, sudah pasti dia hanya mau didampingi oleh orang-orang dia yang sudah dia percaya selama belasan tahun sebagai orang terdekat atau bahkan para menterinya, dan itu bukan orang-orangnya Jokowi," ucapnya.
"Dalam artian mereka yang terindikasi sebagai orang-orang dekat Jokowi selama ini sudah pasti nanti akan tersingkir, ini hal yang sangat lumrah di dalam kekuasaan," imbuhnya, dikutip populis.id ari YouTube 2045 TV, Jumat (15/3).
Sementara sebelumnya, Denny Siregar mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah membangun kekuatan di luar pemerintah untuk mengimbangi kekuasaan Prabowo Subianto setelah resmi dilantik sebagai kepala negara.
Jokowi, kata Denny Siregar, membangun kekuatan menggunakan Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang memihaknya, karena Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang kini memimpin PKB diisukan akan didepak.
"Dan Jokowi juga sudah membangun kekuatan di luar pemerintahan untuk mengimbangi kekuasaan Prabowo nanti, salah satu kendaraan besar Jokowi yaitu Partai Golkar yang dia bangun juga untuk kendaraan anaknya Gibran ketika akan jadi calon presiden di 2029 nanti," ungkap Denny.
"Jokowi di 5 tahun ke depan dengan Golkar-nya kemungkinan akan menggandeng PKB, PKB-nya Cak Imin ya benar, tapi isunya nih Cak Imin akan disingkirkan dari PKB dan partai itu akan diisi oleh orang-orang Jokowi sehingga Golkar dan PKB akan berjalan bersama di 2029 nanti," imbuhnya.
Dan jika berhasil, maka setiap kebijakan Prabowo bisa dihalau oleh Golkar dan PKB di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sehingga posisinya sebagai kepala negara tidak akan maksimal.
"Dengan kekuatan besar di parlemen maka posisi Prabowo sebagai presiden akan tidak maksimal karena setiap kebijakan dia akan dihadang di DPR nanti oleh gabungan Golkar dan PKB-nya Jokowi," ujar Denny.
Sumber: populis