Pasalnya menurut Rocky Gerung, Golkar merupakan pihak yang paling banyak memberikan suara untuk memenangkan Prabowo Subianto di Pilpres 2024, bukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) maupun Gibran Rakabuming Raka.
"Jadi kelihatannya Golkar memang kembali menjadi partai profesional yang berupaya untuk menuntut hak dia tuh, karena memang kalau dilihat ya Golkar yang nyumbang banyak pada Gerindra, bukan Gibran dan bukan Jokowi, dasarnya itu kan," ungkapnya.
Lebih lanjut, meskipun Jokowi yang mengatur komposisi menteri di dalam kabinet Prabowo, berdasarkan fakta, perannya dan Gibran dalam menaikkan suara Prabowo di Pilpres 2024 sangat kecil.
"Kan walaupun dianggap bahwa komposisi ini diatur oleh Jokowi, tapi faktanya peran Jokowi untuk menaikkan Prabowo itu sebetulnya kecil sekali itu, demikian juga Gibran," ujarnya, dikutip populis.id dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin (18/3).
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengeklaim ada peran besar partai yang dipimpinnya dalam memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Airlangga menyebut dari data Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar, sekitar 75 hingga 80 persen kader dan simpatisan partai berlambang pohon beringin memilih pasangan Prabowo-Gibran. Sehingga paslon nomor urut 2 itu bisa meraih suara 58 persen dan menang sekali putaran pilpres.
"Ini tertinggi sepanjang sejarah. Jadi, sejarah yang lalu presiden yang didukung bukan dari Golkar hanya didukung 53 persen, sekarang 75 sampai 80 persen. Artinya benar Partai Golkar betul-betul di depan untuk memenangkan Pak Prabowo dan Mas Gibran," kata Airlangga saat menggelar syukuran keberhasilan Partai Golkar di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (15/3/2024), dikutip dari Republika.
Atas peran besar tersebut, Airlangga kemudian berhitung bahwa semestinya dalam kepemimpinan Prabowo mendatang, Partai Golkar mendapat porsi lebih besar dalam kabinet. "Saya sampaikan ke Pak Prabowo soal kontribusi Golkar karena kita menang di 15 provinsi. Itu berarti kita kontribusi 25 persen dari kemenangan 58 persen," ujarnya.
"Jadi, kalau 25 persen, kalau bagi-bagi, ya banyak-banyak sedikit bolehlah. Kita sebut lima (posisi menteri) itu minimal, tetapi kalau dihitung proporsi 25 persen, room (ruang) masih banyak," tutur Airlangga.
Sumber: populis