GELORA.CO - Rektor Universitas Pancasila (UP) nonaktif Edie Toet Hendratno boleh saja berdalih kasus yang menyeret namanya terkait dugaan pelecehan seksual sarat akan kepentingan pemilihan rektor. Tapi tidak demikian dengan kesaksian orang-orang disekitarnya.
Kepada Inilah.com, eks karyawan yang enggan diungkap identitasnya mengatakan, apa yang dituduhkan oleh dua karyawan berinisial RZ dan DF adalah sebuah kebenaran.
Ia mengatakan, DF pernah bercerita pada dirinya usai dilecehkan oleh Edie. Menurut pengakuan DF, tutur dia, Edie melecehkannya dengan menciumnya. Sementara korban RZ, dicium dan dipegang payudaranya.
"Korban langsung cerita ke saya setelah kejadian. Korban DF dicium. Kalau RZ dicium sama dipegang payudaranya," tutur dia di Jakarta, dikutip Kamis (7/3/2024).
Menurutnya, Edie memang terkenal genit. Ia bahkan pernah mendapati Edie sedang menatap tajam ke arah payudara karyawan lain berinisial S, ketika sedang menggelar rapat. "Ada namanya S, setiap rapat dia kalau ngeliatin matanya engga santai. Melihat ke arah payudara," ucapnya.
Dia juga mengaku, pernah menjadi korban atas ulah nyeleneh Edie yang membuat dirinya memutuskan untuk tidak lagi bekerja di kampus tersebut. Untungnya ia tidak menjadi korban pelecehan.
"Saya pernah ketemu sekali di ruangannya. Dia (Edie Toet) menyuruh saya mengambilkan sepatu dan memakaikannya. Hanya saya ambilkan, taruh di depan dia terus kabur ke luar ruangan, takut jadi korban," ujarnya dengan rasa takut.
Ketika ditanya lebih lanjut siapa saja korban pelecehan, dia mengatakan, tidak tahu persis namun banyak kabar atau cerita soal itu. Perilaku bejat Edit, tutur dia, telah menjadi buah bibir para supir kampus.
Dia juga menceritakan, ada juga karyawan lain berinisial A, kabarnya kerap tidur sekamar dengan Edie jika ada tugas ke luar kota. Untuk hal ini, rumornya dilakukan suka sama suka.
"Itu (cerita) di kalangan sopir kampus, A kalau keluar kota selalu satu kamar sama rektor. Bahkan ada salah satu sopir pernah cerita kalau dia (Edie Toet) punya pacar yang umurnya masih sekitar 20-an," tuturnya.
Edie Siapkan Serangan Balik
Usai jalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya pada Selasa (5/3/2024), Edie berencana bakal melakukan serangan balik dengan menempuh upaya hukum untuk membantah kasus pelecehan seksual terhadap RZ dan DF.
Hal tersebut diungkapkan oleh kuasa hukum Edie, Faizal Hafied. "Pasti kita lakukan semua upaya hukum," ujar Faizal kepada wartawan, Jakarta, Selasa (5/2/2024).
Faizal mengatakan upaya hukum dilakukan untuk membantah tudingan pelecehan seksual. Menurutnya, jalur hukum ditempuh untuk mengembalikan nama baik Edie. Namun, dia belum merinci bentuk dari upaya hukum yang akan ditempuh. "Nanti rekan-rekan tunggu satu dua tiga hari ke depan," ucapnya.
Sebelumnya Faizal juga mengeklaim adanya isu di balik tuduhan pelecehan seksual tersebut. Ia menyebut perkara ini berkaitan dengan pemilihan rektor.
"Kami yakini bahwa tidak akan ada LP yang dilayangkan apabila tidak ada proses pemilihan rektor. Jadi ini kental sekali karena ada pemilihan rektor di bulan maret ini, ada pelaporan-pelaporan sehingga mendiskreditkan klien kami," kata Faizal.
Menurutnya, dengan adanya laporan tersebut dinilai sebagai pembunuhan karakter terhadap rektor Edie. Dengan mencuatnya kasus ini, lanjutnya, Edie Toet tidak dapat melanjutnya prestasinya.
"Ada laporan-laporan yang waktunya sudah sangat lama. Bahkan masih bekerja di UP, yang menyebabkan banyak tersebar berita-berita yang kurang tepat, kurang pas, beberapa hari belakangan ini," ucap dia.
Diketahui, sebanyak dua orang jadi korban dugaan pelecehan Edie berinisial RZ dan DF telah membuat laporan ke polisi. DF diketahui melaporkan Rektor Universitas Pancasila tersebut ke Mabes Polri. Adapun laporan teregister dengan nomor STTL/36/I/2024/Bareskrim.
Berdasarkan keterangan dari pelapor, peristiwa telah terjadi pada Februari 2023 lalu dan korban merupakan pegawai universitas tersebut. Ketika itu korban diminta untuk datang ke ruangan terduga, kemudian terduga tiba-tiba mencium pipi korban seraya meraba bagian sensitif korban. Korban mengaku enggan melapor apa yang telah dialaminya lantaran takut. Hingga akhirnya pada Januari 2024 korban melapor ke Polda Metro Jaya.
Sumber: inilah.