GELORA.CO -Kenaikan tarif pajak konsumsi atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang rencananya mencapai 12 persen, disinyalir bakal menambah beban masyarakat kelas menengah makin "engap" alias sesak.
Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (16/3).
"Kelas menengah sudah dihantam kenaikan harga pangan terutama beras, suku bunga tinggi, sulitnya cari pekerjaan, ke depan masih ditambah penyesuaian tarif PPN 12 persen," ujar Bhima.
Dia menjelaskan, hal yang paling dirasa dari kenaikan tarif PPN adalah harga barang menjadi naik, dan nilai pajak 12 persen dibebankan kepada pembeli barang atau jasa.
"Khawatir belanja masyarakat bisa turun, penjualan produk sekunder seperti elektronik, kendaraan bermotor, sampai kosmetik bisa melambat," tuturnya.
Selain masyarakat konsumen, Bhima meyakini pengusaha juga bakal merasakan dampak yang signifikan, apabila PPN naik hingga 12 persen.
"Imbas lain tentu ke pelaku usaha sendiri karena penyesuaian harga akibat naiknya tarif PPN berimbas ke omzet," katanya.
"Dan pada akhirnya ada penyesuaian kapasitas produksi hingga jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan," demikian Bhima menambahkan.
Sumber: RMOL