Korban pencurian ini bermarga Chow, warga China. Dia naik pesawat dari Hong Kong menuju ke Osaka, Jepang, bersama kekasih dan anggota keluarganya yang lain, untuk berwisata.
Saat itu, Chow membawa 100 lembar uang kertas dolar Hong Kong (HK$) senilai HK$ 50.000 atau setara Rp 100 juta. Uang yang dia ikat dengan karet itu rencananya akan ditukarkan dengan yen setibanya dia di Jepang. Begitu cerita Chow kepada Sing Tao Daily, dikutip dari The Standard, Rabu (17/1).
Saat di pesawat, Chow meletakkan tas ransel di bawah kursinya. Seorang pramugari lalu menyuruhnya meletakkan tas itu ke kompartemen di atas kepala.
Karena kompartemen di atasnya penuh jaket keselamatan, Chow akhirnya meletakkan tas ranselnya ke kompartemen yang berada tiga hingga empat baris di depan dia duduk. Saat itu, Chow kebagian duduk di baris belakang.
Selama perjalanan, Chow tertidur. Ketika pesawat mendarat di tujuan, dia lalu mengambil tasnya.
Dia baru mengetahui uangnya lenyap ketika dia mengeluarkan barang-barangnya di dalam kereta api di Jepang. Pencuri hanya meninggalkan tiga lembar uang kertas dolar HK yang diletakkan di bagian luar ikatan uang. Sedangkan bagian tengah ikatan uang sudah diganti dengan uang kertas rupiah dengan pecahan Rp 2.000-an!
Total ada 153 uang kertas Rp 2.000-an, setara dengan HK$ 153 atau Rp 306 ribu.
Tak cuma uang, kartu kredit Chow juga lenyap. Chow pun segera menghubungi penerbit kartu kredit untuk memblokirnya.
"Yang paling licik dari pencurinya adalah dia menutupi uang Indonesia dengan uang Hong Kong untuk menciptakan ilusi bahwa uang saya tidak hilang,” kata Chow pada Sing Tao Daily.
“Ini membuat saya kehilangan kesempatan untuk mengungkap pencurian di pesawat,” lanjutnya.
Chow juga menyalahkan pramugari yang bersikeras agar ia meletakkan tasnya di kompartemen atas, padahal ia sudah beberapa kali terbang tanpa hambatan dengan ransel yang sama disimpan di bawah kursinya.
“Jika saya menyimpannya di bawah tempat duduk saya, saya akan terbangun dari tidur saya jika seseorang memindahkan tas saya, tetapi saya disuruh meninggalkannya tiga atau empat tempat duduk jauhnya," kata Chow.
Selain itu, itu adalah penerbangan malam yang membuat lampu utama dimatikan. "Bahkan jika saya tidak tidur, saya tidak akan menyadari ada sesuatu yang salah,” ujarnya.
Chow melaporkan peristiwa kemalingan ini ke polisi setelah dia kembali dari Jepang.
Pernyataan Maskapai
Sementara itu, Hong Kong Airlines saat dikonfirmasi soal kasus ini mengatakan, penumpang akan diminta untuk meletakkan tas mereka di kompartemen atas jika ukuran tas lebih besar untuk mencegah halangan di titik-titik tertentu, seperti pintu keluar.
Penumpang juga harus segera memberi tahu awak kabin jika barang-barang mereka dicuri. Polisi dapat diatur untuk naik ke pesawat untuk penyelidikan sebab, maskapai penerbangan tidak mempunyai kewenangan untuk memeriksa barang bawaan penumpang.
Hingga November 2023, polisi bandara menerima 20 laporan kasus terkait pencurian di kabin.
Pada Desember 2023, seorang warga negara China dalam penerbangan Scoot dari Kota Ho Chi Minh ke Singapura mengambil tas penumpang lain dari kompartemen atas lalu kembali ke tempat duduknya. Dia kemudian mencuri uang dari tas tersebut. Ulahnya ketahuan dan dia divonis penjara.
Sumebr: kumparan