Moeldoko melaporkan Majalah Tempo edisi daring yang terbit tanggal 24 Desember dan Majalah Tempo edisi cetak 25-31 Desember dengan sampul berjudul “Beking Mobil Listrik Wuling”.
Tidak hanya itu, sampul majalah tersebut juga memuat ilustrasi wajah Moeldoko yang memegang pengisi daya mobil listrik.
Majalah Tempo edisi itu menyebut Moeldoko diduga mengintervensi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengakomodir alat pengisi baterai mobil listrik yang tidak sesuai standar.
“Saya sungguh tidak terima dengan arogansi jurnalistik dan menurut saya tempo tidak independen,” kata Moeldoko.
Menurut dia, cara berpikir Majalah Tempo keliru. Pasalnya, dirinya sebagai Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) justru memperjuangkan hak pengguna kendaraan mobil listrik khususnya merek Wuling agar dapat menggunakan kendaraan listrik beserta onderdilnya dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dia mengatakan pengajuan SNI untuk pengisi daya tipe GBT merupakan hal yang biasa dan tidak dimaksudkan untuk serta-merta mengganti pengisi daya tipe CCS yang saat ini lebih banyak digunakan.
Oleh karena itu, dia menyayangkan kesimpulan investigasi majalah tersebut yang tendensius menyudutkan dirinya melakukan cawe-cawe dalam salah satu program strategis nasional, yakni pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
“Di dalam opininya mereka, menurut saya sebuah bentuk arogansi jurnalistik bahkan menjurus kepada brutal tendensius dan kehilangan independensinya,” pungkasnya.
Sumber: tvone