GELORA.CO - Pakar Komunikasi, Emrus Sihombing mengomentari performa masing-masing Cawapres pada debat perdana. Ia menilai cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming terlalu percaya diri dan terkesan menggurui ketika menanggapi setiap pertanyaan panelis.
“Cawapres Gibran, terlalu overconfident sehingga jawabannya cenderung mendikte dan menggurui, ditambah dirinya memberikan program harapan yang tidak diikuti rincian operasional seperti mengurangi pengangguran” ujar Emrus saat nobar debat Cawapres yang diadakan Komunitas Rakyat Sayang Indonesia di Tebet, Jakarta Selatan.
Sementara, Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, kata Emrus, tampil percaya diri dan terlalu blunder seperti ketika menjelaskan tentang target pembangunan 40 kota setara Jakarta.
“Cawapres Muhaimin yang selalu menyinggung adanya ketidakadilan, lalu tidak ada solusi program nya untuk mengatasi ketidakadilan yang dimaksud ditambah dirinya seringkali blunder bagi dirinya sendiri” tambah Emrus.
Dia menilai, Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD tampil lebih realistis dan jawabannya sangat operasional serta lugas.
“Cawapres nomor 3 Mahfud MD sangat operasional, karena penyakit negara adalah korupsi. Silahkan cek disetiap lini ada korupsi, paslon 3 sangat fokus dan intens perhatiannya terhadap korupsi karena menuntaskan korupsi dapat mempercepat akselerasi pembangunan” kata Emrus.
Dalam acara nobar debat Cawapres pertama, Ketua komunitas rakyat sayang Indonesia Lubbi mengatakan bahwa sudah terlihat dengan jelas siapa yang layak memimpin negara Indonesia selanjutnya.
“Melalui acara debat kali ini saja bisa kita saksikan siapa yang pantas menjadi pemimpin yang akan melanjutkan untuk memimpin Indonesia selanjutnya,” ungkapnya.
Lubbi juga berharap dengan adanya debat tersebut, masyarakat dan warga Indonesia dapat sadar dan makin terbuka serta yakin untuk memilih pasangan yang betul-betul memberikan solusi konkret dan jelas bukan hanya memberikan janji dan khayalan semata untuk melanjutkan kepemimpinan sebagai Presiden dan Wakil Presiden selanjutnya.
Sumber: okezone.