Ulama Ini Ungkap Hukum Memilih Pemimpin Hobi Nonton P*rno, Netizen Sentil Ganjar Pranowo

Ulama Ini Ungkap Hukum Memilih Pemimpin Hobi Nonton P*rno, Netizen Sentil Ganjar Pranowo

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Memilih pemimpin tentunya haruslah selektif. Karena seorang pemimpin wajib memiliki integritas yang baik, sekaligus terhindar dari cela yang bisa merendahkan martabat dirinya, seperti halnya pemimpin yang hobi film porno.

Namun, bagaimana seharusnya sikap seorang muslim bila melihat calon pemimpinnya adalah seseorang yang hobi menonton film porno?

Seperti halnya yang telah diakui langsung oleh Ganjar Pranowo dalam sebuah kesempatan di podcast Deddy Corbuzier, terlebih dirinya adalah tokoh yang dicalonkan PDIP dan PPP untuk menjadi presiden pada Pilpres 2024.

Dilansir Hops.ID dari YouTube Amazing Pasuruan pada Senin, 1 Mei 2023, berikut ialah hukum memilih pemimpin yang hobi menonton film porno.

Dalam kitab Al-Ahkamu sulthaniyah dijelaskan mengenai kriteria kriteria pemimpin yang layak dipilih di antaranya adalah:

1. Muslim

Di wilayah yang masyarakatnya mayoritas umat muslim, haram memilih pemimpin yang kafir, kecuali jika di wilayah tersebut mayoritasnya adalah non muslim.

2. Adil

Artinya tidak boleh fasik atau seseorang yang senantiasa melakukan dosa. Dalam hal ini seseorang yang senang menonton film porno termasuk kategori fasik.

“Kenapa itu (pengakuan hobi menonton film porno) harus disampaikan ke publik? Kenapa harus disampaikan dalam sebuah podcast yang ditonton oleh ratusan, bahkan mungkin jutaan orang ya. Tentu ini menjadi persoalan ya,” ungkap Gus Nawawi mengkritik.

Kritikan yang disampaikan Gus Nawawi diduga publik tertuju kepada Ganjar Pranowo. Terlebih dalam berbagai kesempatan, pejabat tersebut seringkali mengungkapkan dirinya yang hobi menonton film porno.

“Inisial orangnya adalah Ganjar Pranowo,” celetuk seorang netizen menduga.

“Misalkan begini ya. Kalau ada seorang ayah melihat film porno, terus kemudian dia menyampaikan di publik. Loh bagaimana kalau didengar dengan anak anaknya, terus ditiru sama anak anaknya, misalkan dia seorang pemimpin,” lanjut Gus Nawawi menjelaskan.

“Oleh karena itu ini harus kita tanggapi. Jangan sampai, karena yang menyampaikan adalah seorang tokoh, terus kemudian menjadi panutan, idola, diikuti, bahkan mungkin nanti akan dipilih menjadi pemimpin, mau jadi apa bangsa kita ini?”

“Jadi secara etika ketimuran ini juga tidak baik ya. Suka film porno terus disampaikan ke publik, terus merasa tidak bersalah. Dosa yang tidak diampuni itu dosanya orang yang merasa tidak berdosa. Ini bahaya ini,”

Pada kesimpulan yang disampaikan oleh Gus Nawawi, sebagaimana dilansir dari kitab fathul mu’in, perihal hukum memilih pemimpin yang hobi menonton film porno adalah makruh, atau dibenci oleh Allah Swt.***

Sumber: hops
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita