GELORA.CO - Terlalu sering menonton video porno dapat membahayakan kesehatan otak. Pornografi tidak hanya dapat merusak otak orang dewasa, tapi juga otak anak-anak.
Dibalik itu semua, ada dampak berlebihan jika kamu sering nonton video porno. Kerusakan otak tersebut sama dengan kerusakan otak pada orang yang mengalami kecelakaan mobil dengan kecepatan sangat tinggi. Kerusakan otak yang diserang oleh pornografi adalah Pre Frontal Korteks (PFC).
Bagi manusia bagian otak ini merupakan salah satu bagian yang paling penting karena bagian otak ini hanya dimiliki oleh manusia sehingga manusia memiliki etika bila dibandingkan binatang.
Bagian otak ini berfungsi untuk menata emosi, memusatkan konsentrasi, memahami dan membedakan benar dan salah, mengendalikan diri, berfikir kritis, berfikir dan berencana masa depan, membentuk kepribadian, dan berperilaku sosial.
Awalnya saat melihat pornografi, reaksi yang ditimbulkan adalah perasaan jijik. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai sistem limbik. Sistem ini pula yang mengeluarkan hormon dopamin untuk menenangkan otak. Tetapi dopamin juga akan memberi rasa senang, bahagia sekaligus ketagihan.
Dopamin mengalir ke arah PFC, PFC menjadi tidak aktif karena terendam dopamin. Apabila dopamin semakin banyak maka seseorang akan timbul rasa penasaran dan semakin kecanduan melihat pornografi. Namun untuk memenuhi kepuasan dan kesenangannya, seseorang akan melihat yang lebih porno atau vulgar lagi untuk memicu dopamin yang lebih banyak.
Karena terus dibanjiri dopamin, PFC akan semakin mengkerut dan mengecil dan lama-lama menjadi tidak aktif akibanya fungsi dari bagian otak ini semakin tidak aktif.
Tingkat kecanduan pornografi menurut psikolog terkemuka Amerika Serikat Burrhus Frederic Skinner dibagi menjadi tujuh level. Berikut level kecanduan menonton video porno sebagaimana mengutip the Occidental Observer;
LEVEL KERUSAKAN :
\Level 1 : melihat pornografi sekali atau dua kali setahun, paparan sangat terbatas
Level 2 : beberapa kali setiap tahun tetapi tidak lebih dari enam kali, fantasi sangat minimal
Level 3 : mulai muncul tanda kecanduan, sebulan sekali, mencoba menahan diri
Level 4 : mempengaruhi fokus untuk tugas sehari-hari, beberapa kali dalam sebulan
Level 5 : Setiap minggu, berusaha keras untuk berhenti, namun mulai mengalami gejala withdrawal
Level 6 : Setiap hari untuk memikirkan pornografi, menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan
Level 7 : perasaan ketidakberdayaan dan keputusasaan bila tidak melihat pornografi, konsekuensi negative.
Dr. Boyke, SpOG mengatakan kecanduan film porno atau bokep memiliki efek yang sama dengan kecanduan ganja. Kebiasaan tersebut juga dapat merusak otak tengah manusia. “Kecanduan film porno bisa membuat otak tengahnya tidak bekerja. Jika otak tengahnya sudah mulai tidak beres, dia akan berpikir ke arah pornografi terus-menerus,” ungkap dr. Boyke.
Dilansir Daily Mail, sebuah studi yang dipublikasikan JAMA Psychiatry pada 2014 menemukan, orang-orang yang sering menonton film bokep akan memiliki respons yang lamban terhadap stimulasi seksual di kehidupan nyata.
Peneliti asal Jerman juga mengungkapkan bahwa otak akan membutuhkan dopamin yang lebih banyak agar bisa merasakan rasa yang sama; ketika beraktivitas maupun saat berhubungan seks secara nyata. Karena kebutuhan tersebut, maka orang yang suka nonton film bokep akan terus menonton film porno demi memenuhi kebutuhan otak akan dopamin.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Psychology Today, membludaknya kebutuhan dopamin berarti membuat penonton film porno mulai memerlukan pengalaman ekstrem yang meningkat untuk bisa terangsang secara seksual.
Sudah menjadi rahasia umum bila pornografi dapat menimbulkan kecanduan, candu pornografi menjadi salah satu isu serius di seluruh dunia, termasuk indonesia.
Sumber: borobudurnews