GELORA.CO -Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, akhirnya angkat berbicara mengenai peristiwa KSP Moeldoko nyaris melakukan kudeta terhadap Partai Demokrat.
Hal tersebut disampaikan SBY saat menanggapi pernyataan Ahli Hukum Tata Negara Denny Indrayana mengenai upaya pengambilalihan Partai Demokrat oleh Moeldoko lewat peninjauan kembali atau PK di Mahkamah Agung (MA).
SBY lantas blak-blakan dirinya menerima informasi Moeldoko mengajukan PK dari seorang mantan menteri. Kabar itu, diakui SBY, membuat pihaknya merasa was was. Bahkan ia sampai berpikir bahwa ada kemungkinan besar Partai Demokrat akan benar-benar diambil alih.
"(Soal) PK Moeldoko di MA, saya menerima telpon dari mantan menteri yang menyampaikan pesan adanya politisi senior (yang mengajukan) PK Moeldoko. Pesan seperti ini kerap saya terima. (Saya lalu berpikir) jangan-jangan ini serius Demokrat akan diambil alih," tulis SBY melalui akun Twitter pribadinya, Minggu (28/5/2023).
SBY menginstruksikan semua kader Partai Demokrat untuk memantau perkembangan dari PK Moeldoko ini. Dia meminta mereka untuk berdoa dan mengandalkan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Selain itu, SBY juga mengimbau kader Demokrat untuk selalu mengikuti petunjuk dari Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan jika keadilan tidak diperoleh, maka kader sebaiknya memperjuangkan keadilan secara damai dan konstitusional.
"Kepada kader Partai Demokrat di seluruh tanah air, (saya memberikan imbauan) agar mengikuti perkembangan PK Moeldoko sambil memohon pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Swt. Ikuti petunjuk Ketua Umum (AHY). Jika keadilan tak datang, kita berhak memperjuangkannya secara damai dan konstitusional," tambahnya.
Meski demikian, Presiden RI ke-6 ini meyakini MA tidak akan mengabulkan PK Moeldoko. Apalagi, Moeldoko sebelumnya sudah mengalami kekalahan sebanyak 16 kali di pengadilan.
Namun jika sampai Moeldoko menang, SBY pun menilai ada tangan-tangan besar politik yang memang sengaja ingin menganggu Partai Demokrat. Tujuannya dinilai agar Demokrat gagal mengikuti Pemilu 2024.
Dalam kesempatan ini, SBY pun berharap pihak berwenang bertindak secara bertanggung jawab, menegakkan kebenaran dan keadilan.
Ayah AHY ini menekankan, Indonesia bukanlah negara 'predator' yang membiarkan yang kuat memangsa yang lemah. Indonesia juga bukanlah sebuah negara yang menganut hukum rimba, di mana yang kuat menang dan yang lemah kalah.
SBY menginstruksikan semua kader Partai Demokrat untuk memantau perkembangan dari PK Moeldoko ini. Dia meminta mereka untuk berdoa dan mengandalkan Tuhan Yang Maha Kuasa, mengikuti petunjuk dari Ketua Umum, dan jika keadilan tidak diperoleh, berhak untuk memperjuangkannya secara damai dan konstitusional.
Sumber: suara