Allahu Akbar! Fenomena Alam 6 Mei 2023, Gerhana Bulan Bersamaan dengan Puncak Hujan Meteor

Allahu Akbar! Fenomena Alam 6 Mei 2023, Gerhana Bulan Bersamaan dengan Puncak Hujan Meteor

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ini kabar penting. Ada dua fenomena alam yang akan terjadi secara bersamaan dalam satu hari yakni tanggal 6 Mei 2023, yaitu puncak hujan meteor Eta Aquarid dan Gerhana Bulan Penumbra.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan kedua peristiwa astronomi itu bisa disaksikan masyarakat Indonesia. 

Puncak Hujan Meteor 

Jika di akhir April 2023 kalian tidak sempat menyaksikan puncak hujan meteor Lyrid, maka ada kesempatan lain bagi pecinta astronomi mengamati fenomena serupa, yakni puncak hujan meteor Eta Aquarid.

Seperti namanya, seperti dirilis dari laman detik.com, hujan meteor ini dipanggil demikian karena mengacu pada terletak di bintang Eta Aquarid konstelasi Akuarius.

Sebagaimana dikutip dari laman Edukasi Sains Antariksa, sumber hujan meteor tersebut berasal dari komet 1P/Halley yang mengorbit matahari dengan periode 76 tahun.

Adapun terkait intensitas saat di Zenit mencapai 50 meteor per jam dengan kelajuan mencapai 237.600 km per jam. Eta Aquarid sudah aktif sejak 18 April-28 Mei dan puncaknya sekitar 6 Mei pagi hari.

Menurut Pusat Sains Antariksa BRIN, hujan meteor ini dapat disaksikan pada 6 Mei pukul 03.00 di arah timur dan mulai memudar seiring terbitnya matahari. Intensitas hujan meteor Eta Aquarid di Indonesia bervariasi antara 42-43 meteor per jam.

Adapun, fase bulan saat hujan meteor tampak ada fase purnama 100% di belahan langit selatan dan terbenam di arah barat setelah matahari terbit. Sedangkan, elongasi lunar mencapai 114 derajat, sehingga hujan meteor tidak pengaruhi intervensi cahaya bulan.

Gerhana Bulan Penumbra

Pusat Sains Antariksa menyebutkan sepanjang tahun 2023 ada 13 kali fase purnama dengan dua fase purnama bertepatan dengan Gerhana Bulan Penumbra. Peristiwa ini masyarakat bisa amati pada 6 Mei.

Disampaikan bahwa gerhana bulan tidak dapat terjadi setiap bulan dikarenakan orbit bulan memiliki kemiringan sebesar lima derajat. Selain itu, durasi drakonis bulan (waktu yang dibutuhkan bulan untuk menempuh orbit dari simpul ke simpul yang sama) rata-rata lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan durasi sinodis bulan (waktu yang dibutuhkan bulan agar kembali segaris dengan matahari).

Karenanya, bulan akan berada pada simpul (perpotongan orbit bulan dengan ekliptika) sekaligus fase yang sama setiap 6-7 bulan sekali.

Pusat Sains Antariksa menuturkan saat bulan berada dekat dengan simpul saat fase purnama, maka bulan akan memasuki sebagian atau seluruh bayangan bumi.

“Saat bulan memasuki sebagian atau seluruh bayangan penumbra (semu) bumi, maka akan terjadi Gerhana Bulan Penumbra. Saat bulan memasuki sebagian bayangan umbra (inti) bumi, maka akan terjadi gerhana bulan sebagian/parsial. Sementara itu, saat bulan memasuki seluruh bayangan umbra bumi, maka akan terjadi gerhana bulan total," ucapnya.

Adapun, Gerhana Bulan Penumbra ini dapat diamati dari arah tenggara ke barat daya untuk daerah di zona WIB. Untuk zona WITA, gerhana bisa dilihat dari arah selatan ke barat daya. Sedangkan daerah di zona WIT bisa disaksikan dari arah barat daya ke barat.

Ini Jadwal Gerhana Bulan Penumbra 5-6 Mei 2023

5 Mei pukul 22.14.08 WIB/ 23.14.08 WITA/ 00.14.08 WIT

Puncak Gerhana Bulan Penumbra

6 Mei pukul 00.22.55 WIB/ 01.22.55 WITA/ 02.22.55 WIT

Akhir Penumbra

6 Mei pukul 02.31.40 WIB/ 03.31.40 WITA/ 04.31.40 WIT

Durasi dan Magnitudo

4 Jam 18 menit dengan lebar penumbra 0,9636 dan umbra -0,0457 (tanda minus menunjukkan tidak ada permukaan bulan yang memasuki umbra).

Sumber: disway
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita