NasDem Sengaja Tunggu Didepak Jokowi Lewat Reshuffle? Pengamat: Biar Main Jadi Pihak yang Dizalimi

NasDem Sengaja Tunggu Didepak Jokowi Lewat Reshuffle? Pengamat: Biar Main Jadi Pihak yang Dizalimi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo mulai berhembus kencang. Bahkan, isu reshuffle itu disebut-sebut bakal memakan 'korban' menteri-menteri dari Partai NasDem.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno pun menilai jika memang benar Jokowi melakukan reshuffle, maka alasannya karena politik alih-alih kinerja menteri.

Adi menjelaskan hal itu sangat mungkin terjadi, meski Partai yang diketuai Surya Paloh itu telah berkomitmen mengawal pemerintahan Presiden Jokowi hingga 2024.

Ini tak terlepas dari keputusan Partai NasDem yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden mereka, di mana Anies dikenal sebagai sosok oposisi non koalisi pemerintah, jadi catatan serius. Langkah itu dinilai "kode keras" NasDem ingin pisah jalan dengan Presiden Jokowi.


"Langkah NasDem mencapreskan Anies kan dianggap langkah ingin pisah jalan dengan Jokowi di 2024," kata Adi seperti dikutip dari Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Selasa (27/12/2022).

Karena itu, Adi menilai jika benar Presiden Jokowi bakal melakukan reshuffle dengan menyasar menteri Partai NasDem, atau alasan politik bukan kinerja, maka hal itu dinilai bisa menguntungkan NasDem.

Pasalnya, Partai NasDem bisa mendapatkan simpati publik dan berperan sebagai pihak yang dizalimi.

"NasDem kayaknya menunggu ini (reshuffle Jokowi). Sebab, dia akan mendapat dukungan politik dan dapat simpati. Bisa dimainkan NasDem pihak yang dizalimi," tambahnya.

Sementara itu, politisi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago sempat meminta semua pihak, khususnya politisi PDIP Djarot Saiful Hidayat agar tidak asal berkomentar. Ini setelah anak buah Megawati Soekarnoputri itu meminta Presiden Jokowi untuk melakukan evaluasi terhadap menteri NasDem.

Mengenai itu, Irma menyemprot Djarot untuk tidak sembarangan berbicara karena reshuffle adalah hak prerogratif Presiden Jokowi. Terlebih ia menilai menteri dari Partai NasDem di Kabinet Indonesia Maju memiliki prestasi.

"Reshuffle hak prerogatif presiden. Sebaiknya Djarot jangan asal bunyi. Dua menteri NasDem yang dia sebut adalah menteri yang punya prestasi," tegas Irma.

Irma mencontohkan sosok Menteri Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar yang dinilai memiliki segudang prestasi. Di era kepemimpinannya, kebakaran hutan dinilai jarang terjadi.

Siti Nurbaya juga dianggap bisa membuat hutan aman dan udara bebas dari kabut asap. Itu masih ditambah dengan program penanaman mangrove yang masif dilakukan demi menjaga abrasi.

Belum lagi prestasi Siti dalam membagi hutan tanaman industri, hutan tanaman rakyat serta hutan lindung yang dinilai tegas dan jelas.

Siti Nurbaya juga dinilai tegas memberlakukan sanksi terhadap para pelanggar ketentuan Pemerintah terkait penggunaan lahan dan lain sebagainya.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita