GELORA.CO -Ratusan korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan bukan karena asap gas air mata yang ditembakkan oleh personel Polri.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan, kesimpulan itu didapat dari keterangan ahli dan juga dokter spesialis penyakit dalam, paru, THT dan penyakit mata yang menangani korban meninggal dunia.
“Tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata, tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen,” kata Dedi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/10).
Kurangnya oksigen ini, kata Dedi, lantaran terjadi penumpukan hingga berdesak-desakannya penonton di pintu-pintu keluar masuk stadion Kanjuruhan.
“Terjadi berdesak-desakan, terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan mengakibatkan kekurangan oksigen di pada pintu 13, pintu 11, pintu 14, dan pintu 3. Ini yang jadi korbannya cukup banyak,” kata Dedi.
Sebab ujar dia, asap gas air mata sekalipun terhirup dan menimbulkan iritasi pada pernafasan tidak akan mengakibatkan kematian. Hal ini, klaim Dedi karena belum ada satu jurnal ilmiah yang menyebut gas air mata dapat menyebabkan kematian.
“Kalau terjadi iritasi pada pernafasan pun sampai saat ini belum ada jurnal ilmiah yang menyebutkan ada fatalitas gas air mata yang mengakibatkan orang meninggal dunia,” imbuh Dedi.
Apalagi, Dedi menambahkan, gas air mata yang digunakan personel pada saat laga Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu malam (1/10) itu sudah kadaluarsa.
“Kalau misalnya sudah expired (kadaluarsa), justru kadarnya dia berkurang secara kimia kemudian kemampuannya gas air mata ini akan menurun,” pungkas Dedi.
Sumber: RMOL