Profesor Singapura: Tak Ada yang Bantah Klaim Jokowi Pemimpin Paling Efektif

Profesor Singapura: Tak Ada yang Bantah Klaim Jokowi Pemimpin Paling Efektif

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Profesor Singapura Kishore Mahbubani mengungkapkan, artikelnya yang memuji Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai sosok jenius menjadi trending topic selama berminggu-minggu di Project Syndicate. 

Peneliti di Asia Research Institute, National University of Singapore itu pun menyampaikan tidak ada orang yang menentang klaimnya mengenai Jokowi itu.
"Tidak pernah terpikirkan itu akan menjadi trending topic selama berminggu-minggu di Project Syndicate, itu dibaca oleh semua orang di dunia, tidak hanya Indonesia. 

Dan tidak ada orang yang menentang klaim saya, bahwa Presiden Jokowi adalah pemimpin yang paling efektif yang dipilih secara demokratis di dunia sekarang," kata Kishore Mahbubani dalam kuliah umum Golkar Institute yang disiarkan melalui YouTube, Rabu (27/10/2021).

Kishore Mahbubani menyadari apa yang disampaikannya mengenai Jokowi adalah klaim yang kuat. Namun, hingga saat ini belum ada orang yang membantahnya. Menurutnya, hal itu seharusnya membuat rakyat Indonesia bangga akan kepemimpinan Jokowi.

"Saya tahu itu klaim yang sangat kuat, tapi belum ada yang menentangnya. Dan itu menunjukkan bahwa Indonesia saat ini terberkati dengan kepemimpinan yang luar biasa, di mana kalian seharusnya bangga. Dan di saat yang bersamaan kalian harus menyadari itu dan tidak menyepelekannya," tutur dia.

"Ketika anda melihat banyak negara di dunia yang kesulitan, misalnya AS kesulitan, Brazil kesulitan. Tapi Indonesia sangat terberkati. Dan lebih tepatnya kenapa Indonesia sangat terberkati dengan kepemimpinan yang baik saat ini, Indonesia memiliki kesempatan luar biasa untuk mengambilalih tuan rumah G20 tahun depan," sambung Kishore Mahbubani.

Kishore Mahbubani mengatakan, berkat kepemimpinan luar biasa Jokowi, Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi G20. Dia pun meyakini Indonesia yang memiliki budaya musyawarah dan mufakat bisa membawa event internasional itu ke tingkat yang lebih tinggi.

"Saya percaya, jika ada satu negara yang bisa membawa G20 ke tingkat yang lebih tinggi, Indonesia adalah salah satunya. Ada 2 alasan, G20 selama ini telah salah kelola dan salah penanganan. Indonesia mempunyai budaya musyawarah dan mufakat, dan itu yang sangat dibutuhkan G20 sekarang. Jika Indonesia bisa menyebarkan budaya musyawarah dan mufakat, itu akan mengubah dunia, tidak hanya Indonesia," paparnya.

isu global adalah sikap yang bijaksana.

"Kata-kata yang sangat bijaksana. Inilah yang dibutuhkan dunia. Dunia perlu melihat AS dan China bekerja sama untuk menyelesaikan isu besar global, termasuk climate change dan Covid-19," kata Kishore Mahbubani.


Kishore Mahbubani juga menilai keputusan Jokowi untuk tidak kerap berpergian ke luar negeri dan tidak menghadiri event internasional di tahun pertamanya sangat bijaksana. Menurut dia, fokus pada isu domestik adalah hal yang benar untuk dilakukan.

"Saya rasa itu sangat bijaksana baginya untuk fokus pada pembangunan domestik atau membangun infrastruktur di Indonesia, mengurangi kemiskinan di Indonesia, mereformasi hukum ketenagakerjaan di indonesia, saya pikir itu hal yang benar dilakukan di tahun pertamanya. Tapi sekarang dia sudah di tahun keduanya, dan memiliki domestic record yang kuat, dia di posisi yang bagus sekarang di konferensi tingkat tinggi seperti G20," tutur Mantan Sekretaris Tetap di Kementerian Luar Negeri Singapura itu.

Demokrasi Hidup di Indonesia
Lebih lanjut, Kishore Mahbubani juga mengaku senang artikelnya mengenai Jokowi menjadi perdebatan di Indonesia. Hal itu, menurutnya, menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia sangat hidup.

"Saya senang anda me-mention kalau artikel saya viral di Indonesia, karena orang setuju dan tidak setuju dengan artikel itu. Itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki demokrasi yang sangat hidup, anda memiliki beragam pemikiran, beragam pandangan. Saya tidak melihat ketidaksepakatan sebagai hal yang buruk. Saya melihat itu sebagai hal yang baik," ungkap dia.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita