Nikahi Putri Mako, Kei Komuro: Hidup Cuma Sekali, Saya Ingin Bersama Orang yang Kucintai

Nikahi Putri Mako, Kei Komuro: Hidup Cuma Sekali, Saya Ingin Bersama Orang yang Kucintai

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Bagaimana seorang rakyat jelata Jepang yang mengejar karir hukum di New York memenangkan hati Putri Mako meskipun diremehkan pihak istana kekaisaran.

Kei Komuro selama ini dituding hanya ingin mencari kekayaan dan dikelilingi skandal serta dihujat publik karena rambut kuncir kudanya, namun putri Mako tetap mencintainya.

Dianggap sebagai ancaman bagi Tahta Krisan Jepang, Kei Komuro menyakinkan pubilik bahwa ia hanya ingin menjadi suami yang penuh kasih dan perhatian bagi Putri Mako.

Pria yang hari Selasa kemarin Kei Komoro pun resmi menikah dengan Putri Mako, kakak perempuan calon kaisar Jepang itu, telah menuai protes nasional.

Dia mengungkap kalau Putri Mako memiliki kesehatan mental yang buruk, namun dia berusaha untuk merawatnya.

"Aku suka Mako. Saya cuma hidup sekali dan saya cuma ingin menghabiskan waktu dengan orang yang Kucintai," katanya kepada publik dalam konferensi pers yang disiarkan televisi di Tokyo.

Sekarang pasangan pengantin baru ingin hidup di New York, menghidup udara bebas untuk menjalani hidup baru di belahan dunia yang jauh dari istana kerajaan yang kaku dan formal tempat Mako dibesarkan.

Sementara itu sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa hingga 80 persen orang Jepang menentang pernikahan itu.

Mereka kesal karena tidak ada upacara pernikahan yang megah. Alih-alih hanya sekedar upacara pernikahan biasa di Tokyo.

Komuro dibesarkan orangtua tunggal. Ibunya Kayo, sudah jadi janda saat dia masih kecil. Ayahnya meninggal saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Pekerjaannya di Jepang cuma di bank dan pelayan di restoran Prancis.

Dia bertemu Mako pada tahun 2013 ketika mereka sama-sama belajar di Universitas Kristen Internasional di luar Tokyo.

Pertunangan mereka berdua membuat publik terbelah. Bahkan surat kabar di Jepang, menuding Komuro cuma mencari ketenaran

Satu-satunya hal yang membuatnya dikenal hanya karena pernah dinobatkan sebagai duta untuk memimpin kampanye pariwisata di kota pesisir Fujisawa.

Pasangan itu, keduanya sekarang berusia 30 tahun, 'bertunangan secara tidak resmi' pada tahun 2017, dan berencana untuk menikah pada November 2018.

Awalnya berita itu disambut dengan gembira di Jepang, tetapi kemudian terjadi skandal ketika diketahui ibunya ternyata memiliki utang sebesar 4 juta yen ($ 35.000) dari mantan tunangannya. Uang itu ternyata digunakan pendidikan putranya.

Publik pun terpengaruh dan menilah Komuro menikahi Putri Mako hanya untuk memperoleh uang untuk melunasi utang ibunya.

Situasi itu kemudian membuat Komuro harus mengeluarkan penjelasan 24 halaman tentang uang itu - mengklaim itu adalah hadiah bukan pinjaman. Itu membuatnya semakin dikecam publik.

Akhirnya dia mengatakan akan mengembalikan uang itu, meski tidak diketahui apakah uang itu sudah dikembalikan.

Dalam jajak pendapat online, hanya lima persen responden di Jepang mengatakan mereka akan memberi selamat dan merayakan pernikahan pasangan itu, sementara 91 persen mengatakan sebaliknya.

Namun terlepas dari gejolak itu, cinta Kei dan Mako bertahan. Tahun lalu mantan putri itu memohon kepada publik Jepang untuk mendukung keputusan mereka untuk menikah.

"Kami tak tergantikan satu sama lain, seseorang yang bisa diandalkan baik saat senang maupun susah," katanya, mengumumkan pernikahan akan terus berlanjut.

"Jadi pernikahan adalah pilihan penting bagi kita untuk hidup sambil menghargai dan melindungi perasaan kita."

Pada hari Selasa, Putri Mako juga mengatakan hal yang sama. "Bagi saya, Kei tidak tergantikan," katanya. "Pernikahan adalah pilihan yang penting bagi kami."

Dalam sambutan yang telah disiapkan, Putri Mako juga mengatakan: "Saya mengakui bahwa ada berbagai pendapat soal pernikahan kami. Saya merasa sangat kasihan kepada orang-orang selama ini menentang kami."

"Saya berterima kasih kepada orang-orang yang diam-diam mengkhawatirkan kami, atau mereka yang terus mendukung kami walau dibuat bingung oleh informasi yang tidak akurat di luar sana."

Dia mengatakan pemberitaan yang salah tentang suami barunya telah membuatnya 'takut, stres, dan kesedihan yang luar biasa.'

"Aliran kritik sewenang-wenang terhadap tindakan Kei, serta spekulasi sepihak yang mengabaikan perasaanku, membuat kebohongan entah bagaimana tampak seperti nyata dan berubah menjadi cerita tak beralasan yang menyebar," sebutnya.

Komuro tidak tinggal di Jepang selama tiga tahun terakhir.

Segera setelah pernikahan mereka yang tertunda, Kei kemudian pindah ke New York, belajar hukum di Fordham University di Bronx dan kemudian mendapatkan pekerjaan sebagai juru tulis di Lowenstein Sandler di Manhattan, memberikan konseling kepada perusahaan dan investor tentang pembiayaan modal ventura, merger dan akuisisi. [indozone]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita