Gejolak Polemik Banteng vs Celeng di PDIP

Gejolak Polemik Banteng vs Celeng di PDIP

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Internal PDIP masih bergejolak imbas pembahasan Pilpres 2024. Terbaru, narasi banteng versus celeng memanaskan PDIP.

Awalnya, Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Purworejo, Albertus Sumbogo dan beberapa pengurus mendeklarasikan diri siap mendukung Ganjar Pranowo maju Pilpres 2024. Ketua DPD PDIP Jateng Bambang 'Pacul' Wuryanto kemudian menyebut soal banteng dan celeng.

Bambang menjelaskan PDIP adalah partai yang merupakan barisan yang mengikuti satu arahan dari pimpinan. Seluruh kader wajib mengikuti aturan dari ketua umum.


"PDIP itu adalah barisan yang mendapat perintah. Jadi siapapun yang merasa jadi barisan PDIP, harus berada di barisan, barisan yang diperintah," kata Bambang saat dijumpai di Sukoharjo, Sabtu (9/10/2021).

Bambang menyebut oknum kader PDIP yang mendeklarasikan capres mendahului arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, telah keluar dari barisan. Untuk itu, pimpinan dari oknum tersebut harus memberikan sanksi.

"Kalau ada pengurus yang bicara di luar perintah partai artinya apa? Keluar dari barisan. Kalau keluar dari barisan ya siap untuk tidak di barisan, ya dikeluarkan oleh komendannya. Di militer juga gitu, keluar dari barisan ya out," ujarnya.

Banteng vs Celeng
Lalu dia bicara sebuah adagium yang ada di PDIP. Menurutnya, kader yang keluar dari barisan bukanlah banteng, melainkan celeng.

"Adagium di PDIP itu yang di luar barisan bukan banteng, itu namanya celeng. Jadi apapun alasan itu yang deklarasi, kalau di luar barisan ya celeng," tegasnya.

Bambang pun tidak mempermasalahkan jika dianggap keras. Sebab menurutnya, kader harus tahu bagaimana tegak lurus terhadap arahan ketua umum.

"Keras sekali kau Pacul, ya memang begini. Itu untuk menunjukkan garis yang benar. Di Kongres V itu jelas capres cawapres di tangan ketua umum," ujarnya.

Di sisi lain, DPC PDIP Kabupaten Kebumen telah mendukung Puan Maharani maju Pilpres 2024. Ketua DPC PDIP Kebumen, Saiful Hadi, menegaskan dukungan untuk Puan saat itu berbeda dengan dukungan untuk Ganjar yang belakangan terakhir muncul di berbagai daerah. Saiful meluruskan, yang dilakukan DPC PDIP Kabupaten Kebumen waktu itu adalah mengusulkan Puan Maharani sebagai capres, bukan mendeklarasikan dukungan.

"Jadi harus diluruskan posisinya, usulan sama deklarasi itu beda. Jadi sekali lagi patokannya usulan itu muncul sebelum ada Surat dari DPP terkait larangan membahas capres, disertai dengan kalimat apapun keputusan Bu Mega kami tegak lurus, itu substansinya. Setelah itu kita membahas (capres) lagi," kata Saiful Hadi saat dihubungi detikcom, Senin (11/10/2021).

PDIP Purworejo Tepis Celeng
Untuk diketahui, DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI) Kabupaten Purworejo mendeklarasikan diri siap mendukung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo maju Pilpres 2024. Deklarasi digelar di sebuah rumah makan di Purworejo, Sabtu (25/9) petang.

Nah, acara ini juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) SGI Tedy Mulyadi dan Korwil SGI Jateng Alex Ngatidjan. Selain itu tampak hadir pula Wakil Ketua DPC PDIP Purworejo Albertus Sumbogo. Albertus Sumboho yang menjadi Ketua DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI) pun angkat bicara.

Sumbogo menyebut ucapan-ucapan seperti bukan yang pertama dilontarkan Bambang Pacul, panggilan akrab Bambang Wuryanto. Sumbogo mengakui bahwa Bambang Pacul melakukannya untuk merapatkan barisan, namun justru kini menciptakan kader dengan mental pesuruh.


"Ini bukan yang pertama beliau mengatakan hal tersebut, terutama dalam rangka merapatkan barisannya, supaya tidak seorang pun dari kader PDIP berani berbeda pendapat dan tetap tunduk pada otoritas 'diktator Pacul' dengan analogi bahwa barisan kader ini militeristik sifatnya," ujar Sumbogo.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita