MS Kaban: NKRI sedang Hadapi Bahaya Besar Masuknya Tentara RRC

MS Kaban: NKRI sedang Hadapi Bahaya Besar Masuknya Tentara RRC

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Politisi Partai Ummat, MS Kaban mengatakan bahwa NKRI sedang menghadapi bahaya besar, yakni masuknya tentara Republik Rakyat Cina (RRC) ke Indonesia.

MS Kaban juga menyinggung bahwa jika meniru barat, maka Indonesia hanya akan jadi budak.

Sementara, lanjutnya, jika mengekor cara-cara timur RRC, Indonesia hanya akan mengulang penjajahan ala VOC.

“NKRI sedangg menghadapi bahaya besar masuknya tentara RRC masuk Indonesia,” katanya melalui akun Twitter MSKaban3 pada Rabu, 15 September 2021.

“Meniru cara Barat hanya jadi budak. Mengekor cara-cara timur RRC hanya mengulang penjajahan ala VOC,” sambungnya.

Lanjutkan membaca artikel di bawah
Kenali 7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula Yang Sering Disepelekan
Oleh sebab itu, MS Kaban mengatakan bahwa NKRI hanya akan benar-benar merdeka, adil, dan makmur jika konsisten dengan implementasi UUD45

“PYM Presiden Jokowi sadarlah, time hampir up,” tegas Menteri Kehutanan zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

Ditelusuri Terkini.id, isu bahwa rentara RRC masuk ke Indonesia memang beberapa kali berhembus.

Dilansir dari artikel Cek Fakta Medcom yang terbit pada 27 April 2021, pernah ada rumor bahwa 10 Juta tentara merah Tiongkok masuk ke Indonesia.

Namun, menurut Medcom, klaim bahwa 10 juta tentara merah Tiongkok masuk Indonesia itu tidak berdasar. 

“Faktanya, tidak ada informasi resmi dan valid mengenai hal itu,” demikian tertulis dakam artikel Cek Fakta Medcom.

Tidak hanya itu, sempat pula beredar rumor bahwa ada sejumlah tentara RRC yang masuk ke Indonesia dengan menyamat menggunakan pakaian tenaga kesehatan (nakes).

Namun, menurut artikel turnbackhoax yang terbit pada 8 Februari 2021, informasi tersebut sama sekali tidak benar.

“Faktanya, tidak ada tentara Cina yang datang atau masuk ke Indonesia dengan menyamar menggunakan baju hazmat,” demikian tertulis. (terkini)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita