Mantan Pengurus FPI Bentuk Ormas Perisai Bangsa, Akan Gelar Nobar G30S/PKI

Mantan Pengurus FPI Bentuk Ormas Perisai Bangsa, Akan Gelar Nobar G30S/PKI

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sejumlah eks elite pengurus Front Pembela Islam (FPI) Surabaya mendirikan organisasi massa yang diberi nama Perisai Bangsa. Ormas ini didirikan pascaFPI dibubarkan.

Ormas Perisai Bangsa ini diinisiasi Habib Umar Al Athos, yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi FPI Surabaya dan Gus Din Nawawi, Mantan Wali Laskar FPI Surabaya. Habib Umar Al Athos menjabat sebagai Ketua Perisai Bangsa Surabaya, sedangkan Gus Din sebagai Sekretaris Perisai Bangsa Surabaya.

"Kami tidak tertarik bergabung dengan FPI gaya baru yang didirikan rekan-rekan kami. Kami mendirikan ormas sendiri, Perisai Bangsa. Yang berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945," kata Habib Umar saat dikonfirmasi di sela Deklarasi Perisai Bangsa di Surabaya, Minggu (26/9/2021).

Menurut Habib Umar, Perisai Bangsa tidak hanya beranggotakan mantan pengikut simpatisan FPI, melainkan juga merangkul dari berbagai elemen masyarakat lainnya.

"Turut bergabung dengan Perisai Bangsa, ada teman-teman dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al Irsyad, selain juga dari ormas nasionalis lainnya," ujarnya.

Habib Umar menjelaskan melalui Ormas Perisai Bangsa, pihaknya ingin menjalin "ukhuwah" atau persaudaraan keseluruhan bangsa Indonesia.

"Setelah kami deklarasikan hari ini di Surabaya, mudah-mudahan selanjutnya berkembang hingga ke berbagai penjuru Tanah Air," katanya.

Habib Umar membeberkan beberapa agenda Perisai Bangsa ke depan. Yang terdekat, Perisai Bangsa mengagendakan program dialog dengan menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat, serta menggelar nonton bareng film G30S/PKI.

Habib Umar menambahkan, melalui wadah ormas Perisai Bangsa, jangan sampai terjadi perpecahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Agenda terdekat adalah menggelar perenungan peristiwa G30S/PKI. Mungkin diawali dengan nonton bareng filmnya," ujarnya.

"Kita menghindari perpecahan antar suku, agama dan bangsa. Jangan sampai peristiwa seperti Taliban di Afghanistan terjadi di Indonesia," tandasnya. [detik]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita