Dibandingkan Era Soeharto, Infrastruktur Jokowi Dinilai Kalah

Dibandingkan Era Soeharto, Infrastruktur Jokowi Dinilai Kalah

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai Program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak efektif.

Menurutnya, Konsep Pembangunan Lima Tahun (PELITA) dan Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) pada masa pemberintahan Presiden ke-2 Soeharto masih lebih baik.

“Jika dibandingkan dengan progam RPJMN saat ini, maka program REPELITA dan PELITA besutan mendiang Presiden Soeharto lebih mumpuni,” ujar Jerry Massie dalam keterangannya, Jumat (10/9).

Dirinya juga menilai bahwa Presiden Soeharto pantas menyandang gelar Bapak Pembangunan.

Sebab, menurut Jerry, Orde Baru berhasil memajukan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

“Program ini dari 1969 sukses. Bayangkan saja, inflasi kita pada tahun 1967 sekitar 600 persen dan turun sampai 10 persen pada 1969-1970,” katanya.

Jerry juga mengungkapkan bahwa strategi dan desain tersebut digagas oleh Begawan Ekonomi Widjojo Nitisastro dan juga mantan Menteri Keuangan 3 periode Ali Wardhana.

Selain itu, menurutnya, ada pula tim ekonomi era Soeharto yang berhasil membuat ekonomi tanah air menjadi yang terbaik di Asia.

“Ada nama-nama Radius Prawiro, JB Sumarlin, sampai Ma'rie Muhammad. Saat itu, orang di kabinet menguasai bidang dan menguasai masalah. Bahkan memumpuni secara empiris,” katanya.

Dirinya juga mengungkapkan bahwa Soemitro Djojohadikoesoemo, ayahanda Prabowo Subianto dua kali masuk kabinet yakni zaman Soekarno dan Soeharto.

“Beliau pun dibujuk balik Indonesia lantaran sudah berdomisili di luar. Lalu menteri Ristek B.J. Habibie, dia pun di transfer dari Jerman. Dia salah satu ilmuwan terkemuka di Jerman kala itu,” katanya.

Bahkan, menurut Jerry, kala itu ada pula nama Emil Salim dan Jenderal TNI Purn LB Moerdani yang juga ikut diboyong dari Korea Selatan.

“Jadi, mereka bekerja tanpa tekanan parpol,” tuturnya. [genpi]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita