Ruang ICU di 3 RS di Denpasar Terisi Lebih 100%, BOR Capai 80%

Ruang ICU di 3 RS di Denpasar Terisi Lebih 100%, BOR Capai 80%

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar mulai waswas jika rumah sakit (RS) yang ada di wilayahnya mengalami kelangkaan oksigen. 

Terlebih beberapa wilayah di Jawa sudah mengalami kelangkaan akibat naiknya kasus positif COVID-19.

Keadaan ini membuat RS yang ada di Kota Denpasar turut cemas karena takut akan adanya lonjakan kasus COVID-19.

"Semua RS di Denpasar sudah spot jantung. Mudah-mudahan di Bali tidak terjadi lonjakan kasus seperti di Jawa," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Ni Luh Putu Sri Armini, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (5/7/2021).

Dia mengatakan saat ini ketersediaan oksigen pada RS di Kota Denpasar memang masih mencukupi. Dia menambahkan, masih ada cadangan oksigen sehingga menurutnya masih aman.

"Walaupun sebenarnya persediaannya cukup aman, namun kondisi ini tidak aman. Makanya kami berharap masyarakat tetap taat protokol kesehatan sehingga kasus COVID-19 bisa melandai," imbuhnya.


Pihaknya juga berharap semua pihak ikut bahu-membahu utamanya masyarakat agar taat prokes. Sebab, jika tak ditangani dari hulu, maka bisa berakibat pada menipisnya cadangan oksigen dan kapasitas ruang perawatan di rumah sakit.

Sri Armini menyebut ruang ICU untuk tiga rumah sakit rujukan di Denpasar yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, dan Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) tingkat keterisiannya sudah 100 persen lebih.

"Ruang ICU di tiga rumah sakit rujukan di Denpasar sudah penuh. Bahkan tingkat keterisiannya 100 persen lebih," katanya.

Sementara itu, untuk bad occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur untuk isolasi mencapai 70-80 persen.

Dengan kondisi ini, Sri Armini meminta semua pihak harus ikut menekan kasus COVID-19 agar tidak semakin meningkat. Hal itu dilakukan dengan cara menaati prokes secara ketat penerapan PPKM Darurat bisa menurunkan kasus COVID-19.

"Memang sekarang karena baru diberlakukan kan belum terlihat hasilnya. Namun kami berharap dua minggu ke depan kasus bisa melandai," harapnya.

Sementara itu, penularan kasus COVID-19 di Kota Denpasar masih tinggi yakni bertambah signifikan di angka 139 orang. Kemudian kasus sembuh bertambah 94 orang dan 3 orang pasien dengan status terkonfirmasi positif COVID-19 dinyatakan meninggal dunia.

"Perkembangan kasus harian, kasus meninggal dunia mengalami penambahan sebanyak 3 orang, kasus positif COVID-19 hari ini melonjak di angka 139 orang dan kasus sembuh bertambah 94 orang, kita harus terus waspada dan disiplin prokes, taati aturan saat penerapan PPKM Darurat," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai.

Berdasarkan data, secara kumulatif kasus positif tercatat 16.382 kasus, angka kesembuhan pasien COVID-19 di Kota Denpasar mencapai angka 15.133 orang (92,38 persen), meninggal dunia sebanyak 363 orang (2,21 persen), dan kasus aktif yang masih dalam perawatan sebanyak 886 orang (5,241 persen).

Terkait kasus meninggal dunia, pasien pertama merupakan seorang laki-laki usia 42 tahun yang berdomisili di Desa Dauh Puri Kauh. Pasien kedua merupakan seorang perempuan usia 51 tahun yang berdomisili di Desa Pemogan. Dan pasien ketiga merupakan seorang laki-laki usia 69 tahun yang berdomisili di Kelurahan Sanur.

Pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk selalu waspada dan tidak lengah atas perkembangan kasus saat ini. Dalam beraktivitas, penerapan protokol kesehatan tetap harus wajib dilaksanakan dengan berpedoman pada penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali. Terlebih lagi saat ini adanya mutasi COVID-19 dengan varian baru.

"Jangan mengurangi kewaspadaan, titik-titik lengah kemungkinan menyebabkan tingkat kasus COVID-19 di Denpasar meningkat, jadi intinya kapanpun dan di manapun harus tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, terlebih saat ini virus sudah bermutasi. Dalam seminggu terakhir kasus mengalami peningkatan," imbuhnya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita