Malaysia Bakal Setop Pakai Vaksin China Sinovac, Beralih Andalkan Pfizer

Malaysia Bakal Setop Pakai Vaksin China Sinovac, Beralih Andalkan Pfizer

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kementerian Kesehatan pada Kamis mengatakan Malaysia akan berhenti memberikan vaksin Sinovac setelah pasokannya berakhir, karena memiliki jumlah vaksin Covid-19 lain yang cukup untuk program vaksinasi nasional.

Vaksinasi Malaysia sebagian besar akan mengandalkan vaksin mRNA Pfizer-BioNTech, kata Menteri Kesehatan Adham Baba, dikutip dari Reuters, 15 Juli 2021.

Malaysia telah mengamankan sekitar 45 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech, yang cukup untuk mencakup 70% populasi, dibandingkan dengan 16 juta dosis suntikan vaksin Sinovac, kata para pejabat.

"Sekitar setengah dari 16 juta sudah didistribusikan, jadi sisanya akan digunakan untuk menutupi dosis kedua," kata Adham.

"Bagi yang belum divaksinasi, mereka akan menerima vaksin Pfizer," lanjutnya.

Pemerintah sebelumnya mengatakan telah mengamankan 12 juta dosis vaksin Sinovac, sebagai bagian dari kesepakatan yang akan membuat perusahaan terkait negara Pharmaniaga melakukan proses pengisian dan penyelesaian vaksin untuk distribusi lokal.

Kementerian Kesehatan juga mengatakan Departemen Kesehatan Negara Bagian Kelantan telah berhenti memasok suntikan vaksin Covid-19 Sinovac di sana karena ada banyak pasokan suntikan Pfizer, Malay Mail melaporkan.

Surat edaran yang dikeluarkan oleh direktur kesehatan negara bagian Kelantan Datuk Dr Zaini Hussin, menyatakan pasokan vaksin Sinovac ke Kelantan akan berhenti pada akhir bulan.

Surat edaran itu menyebutkan bahwa mereka yang menunggu dosis kedua vaksin Sinovac masih akan diberikan suntikan kedua dan negara akan berhenti memberikan dosis pertama vaksin Cina mulai 18 Juli.

Dilaporkan kantor berita Bernama, Dr Zaini pada Kamis mengatakan jika Putrajaya memasok negara dengan vaksin Sinovac atau jenis vaksin Covid-19 lainnya di masa depan, mereka akan tetap digunakan.

Vaksin lain yang disetujui di Malaysia termasuk vaksin AstraZeneca, CanSino Biologic China, dan vaksin Janssen dari Johnson & Johnson.

Malaysia pada Jumat juga akan mengumumkan keputusan apakah akan menambah vaksin Sinopharm China, kata para pejabat.

Dengan 880.782 kasus dan 6.613 kematian sejauh ini, Malaysia memiliki salah satu tingkat infeksi per kapita tertinggi di Asia Tenggara, tetapi juga salah satu tingkat inokulasi tertinggi, dengan sekitar 26% dari 32 juta penduduknya menerima setidaknya satu dosis Covid-19 vaksin.

Pengumuman untuk berhenti menggunakan vaksin virus tidak aktif Sinovac datang di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kemanjurannya terhadap varian Delta.

Thailand minggu ini mengatakan akan menggunakan vaksin AstraZeneca sebagai dosis kedua bagi mereka yang sudah menerima suntikan Sinovac, sementara Indonesia sedang mempertimbangkan suntikan penguat (booster) bagi mereka yang menerima rejiman dua dosis vaksin Sinovac. [tempo]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita