Lipat Ganda Pemakaman Protap Corona di DKI Bukti Situasi Makin Gawat

Lipat Ganda Pemakaman Protap Corona di DKI Bukti Situasi Makin Gawat

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Lonjakan kasus Corona di Indonesia, termasuk Jakarta, belum reda. Kini, angka kematian jadi sorotan. 

Jumlah orang yang meninggal akibat Corona bertambah terus tanda kondisi makin gawat.
Fakta baru diungkap Pemprov DKI. 

Dari data yang diunggah di media sosial resmi, jumlah pemakaman dengan protokol COVID-19di DKI Jakarta naik 10 kali lipat. Peningkatan ini dilihat dari data 1 Mei hingga 3 Juli.

"Update Data Pemakaman dengan protokol COVID-19 di DKI Jakarta, 1 Mei - 3 Juli 2021. Beberapa hari terakhir, jumlahnya tercatat meningkat 10x lipat jika dibandingkan pada awal bulan Mei 2021," tulis Pemprov DKI dalam caption tampilan data tersebut.

Masyarakat diimbau terus meningkatkan kewaspadaan penularan Corona. Masyarakat diminta membatasi aktivitas di luar rumah.

"Teman-teman, mari terus tingkatkan kewaspadaan penularan COVID-19. Jangan lengah dan abai. Tetap disiplin jalankan prokes 5M dan saling ingatkan sesama, saling menjaga. Batasi aktivitas keluar rumah untuk keperluan esensial, ya!" lanjutnya.

Ada yang Meninggal di Rumah
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengungkap data kematian per 2 Juli 2021 mencapai 396 orang. Dari ratusan jenazah yang dimakamkan, 45 orang di antaranya meninggal di kediamannya.

"Dua hari lalu, itu yang meninggal, yang suspect dan positif itu 396 orang dalam sehari. Di mana 45-nya meninggal di rumah, sekitar 10 persennya meninggal di rumah," kata Ngabila di webminar, Minggu (4/7/2021).

Ngabila menduga 45 orang yang meninggal di rumah hanya dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan tes rapid antigen. Mereka, sebutnya, tidak melanjutkan pengetesan PCR.

Akibatnya, petugas pun terlambat dalam menangani warga yang terpapar COVID-19.

"Artinya orang yang mungkin baru rapid antigen dan hasilnya positif atau tiba-tiba dia happy hypoxia, awalnya bagus tiba-tiba saturasi oksigen ada di bawah 85 persen dan dia sesak mendadak dan akhirnya dia meninggal. Ada sekitar 10 persen," jelasnya.

Anies lantas membacakan data pemakaman protap Corona yang terus mengalami kenaikan. Suara Anies sempat terhenti ketika membacakan data pemakaman ini.

"Sabtu 26 Juni 157 pemakaman, hari Minggu (27 Juni) 144 pemakaman, hari Senin (28 Juni) 193 pemakaman, hari Selasa (29 Juni) 279 pemakaman, Rabu (30 Juni) 23, hari Kamis (1 Juli) 301, hari Jumat (2 Juli) 365, Sabtu (3 Juli) 396. Semoga ini adalah angka terakhir. Mulai hari ini mudah-mudahan angkanya menurun," ujarnya Anies.

Anies mengajak masyarakat untuk melihat data ini sebagai manusia, bukan data statistik. Dia bercerita bahwa orang-orang ini tadinya adalah mereka yang sehat wal alfiat dan kemudian terpapar Corona.

"396 itu bukan angka statistik. Itu adalah seorang manusia. Yang tiga dua minggu yang lalu dalam keadaan sehat wal alfiat. Yang mereka bersama keluarganya, menjalani kehidupannya, dan ketika mereka mendapatkan keterpaparan, kondisinya berubah," ungkapnya.

"Jangan pernah melihat ini sebagai statistik. Seperti kita melihat pertambahan jumlah rumah, pertambahan jumlah bangunan," lanjutnya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita