Cerita Harmoko Buktikan Soeharto Tak Anggap Dirinya Penghianat

Cerita Harmoko Buktikan Soeharto Tak Anggap Dirinya Penghianat

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Semasa hidup seorang Harmoko pernah dijuluki Brutus sebab dianggap berkhianat pada Soeharto. Namun Harmoko membuktikan sebaliknya.

Sebelum ke cerita Harmoko ada baiknya memahami apa maksud julukan 'Brutus' itu. Tersebutlah 'Et tu, Brute?' yang secara sederhana bisa diartikan sebagai 'Bahkan kamu, Brutus?' merupakan ungkapan pengkhianatan tak terduga dari seorang kawan. Istilah itu dikenalkan William Shakespearce dalam drama 'Julius Caesar'.

Alkisah Julius Caesar sang diktator Romawi ditikam di gedung Senat Romawi yang diinisiasi oleh salah seorang senator Marcus Junius Brutus, yang juga dikenal sebagai orang terdekat Julius Caesar. Maka di akhir ajalnya itu Julius Caesar seolah tak percaya bila Brutus tega membunuhnya.

Julukan 'Brutus' itu pula yang lantas sempat dilontarkan ke Harmoko. Sebab, Harmoko dikenal dekat dengan Soeharto bahkan selama 14 tahun menjadi Menteri Penerangan bagi The Smiling General.

Namun di 1998 Harmoko yang menjabat sebagai Ketua MPR justru menyampaikan pesan ke Soeharto untuk lengser keprabon. Hingga puncaknya saat rapat pleno di kantor DPP Golkar yang membahas pengunduran diri Soeharto, kader Golkar Indra Bambang Utoyo menyebutnya Brutus.

Tak ayal sebab Harmoko kala itu juga menjabat Ketua Umum Partai Golkar di mana Soeharto sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar. Namun di forum itu, Harmoko menjelaskan apa yang menjadi alasan pimpinan DPR menyampaikan pernyataan agar Soeharto mengundurkan diri.

"Apa yang disampaikan pimpinan dewan merupakan hasil konsultasi dengan pimpinan-pimpinan fraksi yang semuanya hadir," tegas Harmoko ketika diwawancarai detikcom pada tahun 2008 lalu.

Harmoko pun menyebut Soeharto sama sekali tidak pernah menganggapnya 'Brutus'. Sebagai bukti, Soeharto mengirimnya sebuah buku pada 27 November 2007.

"(Hubungan dengan Soeharto) Baik-baik saja. Ini buktinya," kata Harmoko sambil memperlihatkan buku "The Life and Legacy of Indonesia's Second President". Di buku itu ada tanda tangan Soeharto.

Harmoko, mantan Menteri PeneranganHarmoko, mantan Menteri Penerangan. Foto: Dokumentasi detikcom
Di buku tersebut juga tertera tulisan tangan Soeharto 'untuk saudara Harmoko". Buku pemberian Soeharto itu tidak pernah sebelumnya diumumkan ke publik.

Harmoko Meninggal
Diketahui, Harmoko meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Harmoko meninggal dunia sesaat sesudah masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Mulanya Harmoko masuk IGD pada pukul 20.00 WIB. Disebutkan, saat itu Harmoko sudah terjadi penurunan kesadaran.

"Jadi pukul 8 malam Pak Harmoko diantar oleh keluarganya ke IGD RSPAD karena ada penurunan kesadaran," ujar Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Letnan Jenderal TNI Albertus Budi Sulistya, ketika dihubungi, Minggu (4/7/2021).

Kemudian, petugas medis memeriksa kondisi Harmoko. Namun, 2 jam setelahnya, Harmoko dinyatakan meninggal pada pukul 20.22 WIB.

"Pukul 20.22 Pak Harmoko dinyatakan wafat, kemudian pemulasaraan jenazahnya secara COVID," terang Budi.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita