Klaim Wapres Maruf Amin Kerja Pontang-panting saat Kasus Covid-19 Melonjak

Klaim Wapres Maruf Amin Kerja Pontang-panting saat Kasus Covid-19 Melonjak

Gelora Media
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Menghadapi lonjakan kasus Covid-19, Wakil Presiden Maruf Amin mengklaim pemerintah sudah bekerja pontang-panting untuk menyelesaikannya. Tapi, kata dia, tugas jauh lebih berat ketika penambahan kasus terus melesat.

“Pemerintah sekarang juga (kerja) pontang-panting menyiapkan perawatan, sampai banyak sekarang yang pasang tenda rumah sakit, kekurangan oksigen, kekurangan tenaga kesehatan, sebenarnya ini bertumpuk-tumpuk masalah yang dihadapi,” ujar Maruf Amin seperti dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com--, Selasa (13/7/2021).

Berdasarkan laporan yang diterimanya, hingga kiwari banyak masyarakat yang tak patuh terhadap protokol kesehatan. Thus, untuk menekan penambahan kasus, dia meminta seluruh kalangan untuk memperkuat lagi kepatuhan tersebut.

“Dari laporan Satgas (Covid-19) bahwa di antara yang menyebabkan tingginya (kasus Covid-19), antara lain kurang patuhnya masyarakat melaksanakan protokol kesehatan, kurang patuhnya menggunakan masker, dan kurang patuhnya menaati jaga jarak,” kata dia.

Baca Juga: Balasan Menohok Wapres Maruf Amin Usai Dijuluki King of Silent

Maruf Amin juga mengajak seluruh pihak—termasuk ulama untuk berjuang bersama pemerintah dalam memerangi pandemi Covid-19 yang belakangan semakin ganas. Dia berharap, dengan bergandeng tangan, masalah yang berat bisa menjadi lebih ringan.

Pada pertemuan virtual dengan para ulama dan tokoh agama Islam di Istana Wapres, Jakarta, Maruf Amin mengatakan, pandemi bukan hanya concern pemerintah saja, melainkan seluruh kalangan termasuk pemuka agama.

“Saya ingin mengajak sahabat-sahabat saya semua, untuk bersama-sama pemerintah menanggulangi bahaya Covid-19 yang demikian besar dan dahsyatnya,” ujar Maruf Amin.

Maruf kemudian mengurai data menyedihkan selama pandemi menghantam Indonesia. Bukan main-main, hingga pekan lalu, sudah banyak tenaga medis, tenaga ahli, dan tokoh ulama yang meninggal akibat tersengat virus mematikan tersebut.

“Tenaga kesehatan yang wafat karena Corona per 6 Juli 2021, telah mencapai 1.000 (orang) lebih, tenaga dokter sebanyak 405 orang, perawat sejumlah 399 orang, 166 bidan, 43 dokter gigi, 32 ahli tenaga laboratorium (ATLM), 9 apoteker, 6 petugas rekam radiologi,” paparnya.

“Selain itu, lebih dari 541 ulama meninggal karena Covid-19, yang terdiri dari 451 laki-laki dan 90 perempuan,” lanjutnya.

Lebih jauh, dia memastikan, mencetak tenaga medis dan ulama sejatinya tak mudah, butuh waktu panjang. Sehingga, kehilangan mereka terasa begitu menyakitkan bagi pemerintah.

“Untuk jadi dokter itu tidak mudah, bukan satu atau dua tahun. Tapi sekarang banyak jadi korban. Ini juga kehilangan besar. Mencetak ulama itu tidak gampang, tidak mudah juga,” tuturnya.[suara]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA