Innalillahi, 7 Pasien COVID-19 di Bandung Meninggal Dunia karena Kekurangan Oksigen

Innalillahi, 7 Pasien COVID-19 di Bandung Meninggal Dunia karena Kekurangan Oksigen

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sempat menipisnya stok oksigen di fasilitas kesehatan yang menangani pasien COVID-19 di Kabupaten Bandung Barat dikabarkan memakan korban jiwa.

Kelangkaan oksigen dikabarkan membuat 7 pasien COVID-19 meninggal dunia karena kekurangan oksigen.

Dari keterangan Pelaksana Tugas (Plt) Dirut RSUD Cikalongwetan, Yulius Stepanus, 7 pasien COVID-19 yang meninggal karena kekurangan oksigen itu hasil hitungan sementara sejak 1 bulan terakhir.

"Menurut perkiraan ada sampai 7 orang meninggal karena kekurangan oksigen sejak sebulan terakhir. Memang pasokan oksigen yang kadang-kadang berkurang membuat perburukan berat cepat," kata Yulius saat ditemui, Selasa (6/7/2021).

Menurutnya, 7 orang pasien yang meninggal di RSUD Cikalongwetan itu tidak hanya dipicu kekurangan oksigen. Namun juga karena penyakit bawaan.

"Ada yang memang karena penyakitnya udah berat, ada yang komorbidnya atau penyakit bawaan udah banyak. Misalnya kencing manis, darah tinggi, penyakit jantung, sesak, dan ditambah kekurangan oksigen," paparnya.

Krisis oksigen sendiri bukan saja dirasakan RSUD Cikalongwetan, tapi juga dua rumah sakit lain milik pemerintah yaitu RSUD Lembang dan Cililin.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan dari 100 tabung oksigen kebutuhan per hari, saat ini distributor hanya bisa memenuhi sebanyak 10 tabung untuk tiap RSUD.

"Kami sekarang tinggal punya stok 5 tabung. Menunggu distributor mengisi ulang," tambahnya.

RSUD Cikalongwetan saat ini telah menyediakan 37 bed ruang perawatan pasien Covid-19. Dari jumlah itu ruang yang terisiencapi 35 bed dengan komposisi 12 pasien dalam kondisi berat.

"Kita nyediain sekitar 37 bad sekarang terisi hampir 90 persen sudah 35 bed terisi. Ada penambahan, cuma dengan kondisi oksigen jadi kita masih tahan tahan dicoba dengan isolasi mandiri dirumah. Dengan ketersediaan oksigen yang terbatas," terangnya.[sc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita