Covid Melonjak di Israel, Pakar Sebut Vaksin Pfizer Kurang Efektif Lawan Varian Delta

Covid Melonjak di Israel, Pakar Sebut Vaksin Pfizer Kurang Efektif Lawan Varian Delta

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kasus infeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, di Israel terus mengalami peningkatan. Menurut pakar terkemuka dari negara tersebut, hal itu memberikan sinyal awal bahwa vaksin yang sebagian besar digunakan penduduknya, Pfizer-BioNTech, mungkin kurang efektif mencegah dari Covid-19 varian Delta.

Namun, ketua panel ahli nasional tentang Covid-19 di Israel, Ran Balicer, menerangkan bahwa penilaian efektivitas vaksin itu terlalu dini. “Terlalu dini menilai secara tepat efektivitas vaksin terhadap varian Delta,” ujar dia, seperti dikutip Medical Xpress, Senin, 5 Juli 2021.

Menurut Balicer jumlah kasus masih cukup rendah secara keseluruhan di antara orang Israel yang divaksinasi penuh. Selain itu juga, karena paparan virus dan kemungkinan pengujian yang tidak merata di seluruh populasi, semakin memperumit upaya untuk mencapai kesimpulan tentang data. 

Balicer, yang juga chief innovation officer di Clalit, organisasi kesehatan terbesar Israel (HMO), menjelaskan kemunculan varian Delta sebagai strain dominan di negara itu. “Dan telah menyebabkan perubahan besar dalam dinamika transmisi.”

Data Kementerian Kesehatan, dikutip Reuters, menyebutkan efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi dan penyakit bergejala turun menjadi 64 persen sejak 6 Juni. Pada saat yang sama, vaksin itu 93 persen efektif dalam mencegah rawat inap dan penyakit serius akibat virus corona.

Kementerian dalam pernyataannya tidak mengatakan apa tingkat sebelumnya atau memberikan rincian lebih lanjut. Namun pejabat kementerian menerbitkan laporan pada bulan Mei bahwa dua dosis vaksin Pfizer memberikan lebih dari 95 persen perlindungan terhadap infeksi, rawat inap dan penyakit parah.

Covid-19 varian Delta pertama kali diidentifikasi di India pada April lalu, dan diindikasikan sebagai penyebab gelombang kedua Covid-19 di negara itu. Kini, varian tersebut melonjak di berbagai negara.

Peluncuran vaksin Israel yang dimulai pada Desember 2020 adalah salah satu yang tercepat di dunia, dan menjadikan negara Yahudi itu sebagai studi kasus yang diawasi ketat tentang apakah inokulasi massal menawarkan jalan keluar dari pandemi. 

Vaksinasi telah menurunkan penularan menjadi sekitar lima kasus baru lokal per hari, tapi angka itu telah meningkat menjadi sekitar 300 dalam beberapa hari terakhir, dengan varian Delta yang mengamuk. Sekitar setengah dari kasus harian terjadi pada anak-anak, dan setengahnya di antara orang dewasa yang sebagian besar telah divaksinasi. 

"Sampai batas tertentu itu bisa diharapkan, karena 85 persen orang dewasa Israel divaksinasi," tutur Balicer.

Jumlah kasus parah di antara warga Israel yang divaksinasi telah meningkat dalam beberapa hari terakhir dari kira-kira satu setiap dua hari menjadi lima kasus per hari. 

Tetapi, kata Balicer, para ahli tetap berharap bahwa efektivitas vaksin terhadap penyakit serius akan tetap setinggi untuk strain Alpha, varian yang diidentifikasi pertama kali di Inggris pada Desember. 

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memperingatkan pada Minggu, 4 Juli 2021 menjelang pertemuan kabinet mingguan, mengenai varian Delta yang mengamuk. “Israel mungkin harus mempertimbangkan kembali pembatasan tertentu yang dicabut bulan lalu untuk mengekang transmisi.” []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita