Cerita Dokter Sudah Divaksin Sinovac tapi Terinfeksi Covid-19

Cerita Dokter Sudah Divaksin Sinovac tapi Terinfeksi Covid-19

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menyebarnya varian Delta membuat para tenaga kesehatan dan dokter ikut terpapar Covid-19. Padahal rata-rata nakes sudah divaksinasi Covid-19 dengan vaksin Sinovac. Mengapa bisa sampai tertular?

Tentu saja dengan beban rumah sakit yang begitu tinggi, pasien mencapai rekor setiap hari, membuat para nakes kelelahan. Daya tahan tubuh mereka drop ditambah dengan viral load di rumah sakit yang begitu tinggi. Salah satunya dialami oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam.

Prof Ari ikut tertular Covid-19 meski sudah divaksinasi Covid-19. Tentu sebagai guru besar, dekan, dan dokter spesialis penyakit dalam, setiap hari dirinya selalu bolak-balik rumah sakit dan bertemu pasien. Dia menduga kemungkinan penularan terjadi saat di jalan atau di luar rumah.

“Terkena tidak jelas di mana, karena setiap hari ke kantor dan RS. Namun tracer kantor dan rumah negatif,” kata Prof Ari kepada JawaPos.com baru-baru ini.

Dirinya kini menjalani isolasi mandiri dengan terus memantau kesehatannya menggunakan tiga alat utama yakni tensimeter, oksimeter, dan termometer. Sejauh ini gejala yang dihadapinya cenderung ringan.

“Gejalanya ringan cuma pegal-pegal dan pilek,” katanya.

Prof Ari sebelumnya memang penyintas Covid-19 atau pernah terinfeksi juga. Dirinya sempat mendapat suntikan pertama vaksin sekitar 2 minggu sebelum dinyatakan positif.

“Saya kan penyintas sebelumnya dan antibodi saya masih tinggi di atas 250,” paparnya.

Sebelumnya data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan sebanyak 14 dari 61 dokter yang sudah divaksinasi, meninggal setelah terpapar Covid-19 sepanjang Februari-Mei 2021. Data di Kudus, ada 358 nakes yang terinfeksi dan di antaranya adalah 70 dokter. Hanya 30 orang dengan kondisi ringan sedang. Dan, 1 orang kondisi berat. Namun untuk secara detailnya apa penyebab dan alasan masih dilakukan pengumpulan data dan penelitian.[jpc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita