Media Asing Soroti Kematian Nakes Indonesia Meski Sudah Divaksin, Kemanjuran Sinovac Dipertanyakan

Media Asing Soroti Kematian Nakes Indonesia Meski Sudah Divaksin, Kemanjuran Sinovac Dipertanyakan

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kematian sejumlah tenaga kesehatan yang sudah menerima dua kali suntikan vaksin Covid-19 Sinovac turut disoroti media asing.

Dalam artikelnya yang dirilis pada Selasa (29/6) media Inggris The Guardian mencatat bahwa setidaknya 10 dari 26 dokter Indonesia yang meninggal karena Covid-19 bulan ini telah divaksinasi lengkap dengan Sinovac. Situasi ini telah mendorong pihak berwenang untuk mempertimbangkan apakah petugas medis harus menerima dosis alternatif untuk meningkatkan kekebalan mereka.

Sejauh ini Indonesia memang mengandalkan vaksin buatan China untuk memvaksinasi tenaga kesehatannya, di tengah lonjakan baru kasus virus corona yang didorong oleh varian baru, yang telah membanjiri rumah sakit dan situs pemakaman di Jakarta dan di pulau Jawa.

Di Kudus Jawa Tengah, lebih dari 500 tenaga medis dinyatakan positif Covid-19 selama dua minggu terakhir, termasuk satu dokter yang meninggal. Semuanya sudah divaksinasi lengkap.

Data yang dirilis oleh Ikatan Dokter Indonesia menambah pertanyaan tentang tingkat perlindungan yang diberikan Sinovac terhadap varian baru yang lebih menular.

Vaksin tersebut disetujui untuk penggunaan darurat bulan ini oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mengatakan hasil kemanjuran menunjukkan vaksin itu mencegah penyakit simtomatik pada 51 persen dari mereka yang divaksinasi, dan mencegah Covid-19 yang parah dan rawat inap pada 100 persen dari populasi yang diteliti.

Namun, beberapa negara yang telah memvaksinasi sebagian besar populasi mereka dan menggunakan vaksin Sinovac atau Sinopharm buatan China sebagai bagian dari kampanye inokulasi mereka telah melaporkan wabah baru-baru ini. Ini termasuk Mongolia, Seychelles, Bahrain dan Chili.

Kekhawatiran atas kemanjuran Sinovac dan Sinopharm telah memperburuk masalah keraguan vaksin di beberapa negara yang bergantung pada dosis buatan China. Bulan lalu, departemen kesehatan Filipina mengatakan bahwa masyarakat tidak akan diberitahu sebelumnya merek vaksin mana yang akan tersedia di lokasi inokulasi, setelah orang-orang mengantri dari jam 2 pagi di situs yang mereka yakini menawarkan Pfizer.

"Kekhawatiran Sinovac adalah tentang bukti yang dipublikasikan" sangat jarang untuk Sinovac dibandingkan dengan vaksin lain,” kata Pawin Numthavaj, ahli epidemiologi klinis di rumah sakit Ramathibodi di Thailand, yang menerima pengiriman 2 juta dosis Sinovac minggu lalu.

Dia mengatakan laporan wabah di negara-negara lain yang menanggapi vaksin buatan China meresahkan, karena banyak petugas kesehatan Thailand telah diberikan Sinovac.  

“Vaksin ini mungkin berhasil, tetapi tidak untuk semua orang … Adalah tugas kita untuk menentukan siapa yang bekerja (untuk) dan siapa yang tidak," katanya.

Pawin mengatakan pemerintah Thailand harus mencari vaksin yang lebih banyak.

Tim mitigasi risiko Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meyakini bahwa secara keseluruhan setiap vaksin Covid yang disetujui oleh WHO dan pihak berwenang Indonesia membantu mengurangi risiko Covid yang parah.

Namun, saat ini mereka mengatakan sedang membahas apakah petugas kesehatan harus diberi dosis tambahan dari vaksin alternatif.

"Kami melihat beberapa negara mendukung skema mix-and-match untuk meningkatkan kekebalan bagi pekerja medis,” kata Adib Khumaidi, kepala tim mitigasi risiko.  

"Yang terpenting adalah (jika) mengambil vaksin Covid, orang harus tetap melakukan protokol kesehatan," katanya.  

Pada hari Senin, badan obat dan makanan Indonesia menyetujui Sinovac untuk digunakan pada anak-anak berusia 12-17 tahun.  

Juru Bicara Vaksinasi Covid Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan tidak ada kebijakan pemberian dosis ketiga kepada petugas kesehatan. Dia mengatakan jumlah infeksi di antara petugas kesehatan didorong oleh paparan yang tinggi, termasuk varian yang lebih menular seperti Delta.

"Sebagian besar tidak memiliki gejala atau hanya gejala ringan," katanya.

Sementara Olivia Herlinda, direktur kebijakan di Pusat Inisiatif Pengembangan Strategis Indonesia, mengatakan pemerintah Indonesia memiliki sedikit pilihan mengenai strategi vaksinasi, mengingat telah menandatangani perjanjian dengan Sinovac.

“(Saya) tidak yakin pemerintah kita memiliki modal keuangan untuk membuat kesepakatan lain dengan vaksin lain dengan kemanjuran yang lebih baik,” katanya.  

Sebaliknya, pemerintah perlu membuka akses seluas-luasnya, menggunakan apa yang tersedia, katanya.  

“Permintaan sangat tinggi, tetapi sayangnya, pasokan dan fasilitas terbatas," tambahnya.

Antara Maret 2020 hingga 26 Juni 2021, 949 tenaga medis di Indonesia meninggal dunia setelah terinfeksi Covid-19. Mereka termasuk 401 dokter dan 315 perawat. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita