KAMI: Kritik BEM UI Wajar, Yang Tidak Pantas Ketika Mereka Ditekan Dan Diretas

KAMI: Kritik BEM UI Wajar, Yang Tidak Pantas Ketika Mereka Ditekan Dan Diretas

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kritikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) melalui poster "Jokowi: The King of Lip Service" adalah keniscayaan atas realitas yang terjadi.
Begitu pernyataan sikap Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) se-Jawa menyikapi tekanan yang dialami BEM UI usai mengunggah poster tersebut.

"Kritikan yang disampaikan oleh BEM UI adalah sangat wajar, dan adalah tidak pantas dilakukan penekanan diminta dihapus karya kritis mereka oleh universitas atau mendapat pembalasan seperti peretasan," kata Presidium KAMI Jawa Barat, Syafril Sofyan, Rabu (30/6).

Jurubicara KAMI se-Jawa itu menilai, pemanggilan BEM UI oleh pihak rektorat adalah bukti adanya intervensi pada kebebasan berekspresi mahasiswa.

"Memanggil BEM atau aktivitas mahasiswa dengan berbagai dalih akibat kritik mereka, adalah indikasi penyalahgunaan alat kekuasaan untuk membungkam hak-hak demokrasi mahasiswa dan kebebasan kampus. Cara tersebut adalah tragedi demokrasi yang tidak boleh terjadi," bebernya.

Kalaupun pemerintah tidak terima dengan poster itu, kata Syafril Sofyan, tinggal dibuktikan bahwa apa yang diucapkan Jokowi benar dilaksanakan.

"Pemerintahan Jokowi harus menghentikan semua bentuk kebohongan, kembalilah kepada konsistensi sikap satu kata dengan perbuatan dalam setiap pengambilan kebijakan negara," jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan, Jokowi sebaiknya mundur saja jika dalam kondisi krisis saat ini dia tidak mampu menjalankan tugasnya dan tidak siap dikritik.

"Jika Presiden Jokowi merasa tidak sanggup lagi untuk mengatasi multi krisis yang dialami oleh Indonesia, dalam kondisi ekonomi bangkrut, akan lebih bijak jika Presiden Jokowi mengundurkan diri secara terhormat," ucap Syafril Sofyan.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita