Ganjar Ngaku Tak Tahu soal Isu Tak Disukai Kader PDIP Jateng

Ganjar Ngaku Tak Tahu soal Isu Tak Disukai Kader PDIP Jateng

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengaku tak tahu soal isu dirinya tak disukai kader PDIP Jateng karena merasa komunikasinya lancar. Ganjar pun menganggap hal ini sebagai koreksi.

Isu Ganjar tak disukai kader ini mengemuka kala polemiknya dengan internal PDIP mencuat. Ganjar sendiri mengaku berkomunikasi rutin dengan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi yang juga Ketua DPC PDIP Kota Semarang, hingga kader PDIP yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

"Malah nggak tahu saya (soal isu itu). Sampai hari ini masih kontak-kontakan. Dengan Wonogiri kontakan, pak Hendi (panggilan Hendrar) laporan, Mas Gibran laporan. Beberapa pengurus WA-nan, halalbihalal, macam-macam," kata Ganjar di Gedung Gradhika Bakti Praja, Semarang, Senin (31/5/2021).

Kontroversi Ganjar Mengemuka
Ganjar pun siap koreksi diri jika komunikasinya dengan para kader di daerah dirasa tidak baik. Dia mengaku bakal berkomunikasi dengan lebih intens.

"Mungkin itu koreksi untuk saya agar komunikasi intens," ucapnya.

Isu Ganjar tidak disukai pengurus DPC PDIP se-Jateng diungkapkan Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam. Umam bahkan menyebut Ganjar tidak bisa menarik simpati para pengurus PDIP Jateng sejak menjabat gubernur pada periode pertama.

"Memang, soal pengurus DPD Jateng dan DPC se-Jateng tidak suka sama Ganjar ini memang sudah lama. Bahkan sejak Ganjar menjadi gubernur periode pertama," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam kepada wartawan, Minggu (30/5).

Umam lalu mencontohkan hasil Pilgub Jateng 2018 sebagai alasan Ganjar tidak disukai kader PDIP di Jateng. Menurutnya kemenangan sebagai calon gubernur petahana di kandang banteng Jawa Tengah, perolehan suara Ganjar terbilang sedikit.

"Hal itu bisa kita lihat dari hasil perolehan suara Ganjar dalam Pilgub 2018 sebanyak 58 persen, sedangkan sang penantang Sudirman Said-Ida Fauziyah memperoleh 41 persen. Bagi seorang incumbent yang didukung PDIP di Jawa Tengah, memperoleh 58 persen menurut saya sangat sedikit," imbuhnya.

Dalam Pilgub Jateng 2018, Ganjar Pranowo, yang berpasangan dengan putra Mbah Moen, Taj Yasin keluar sebagai pemenang dengan perolehan 10.362.694 suara atau 58,78 persen. Sementara lawannya, Sudirman Said-Ida Fauziyah mendapatkan 7.267.993 suara atau 41,22 persen.

Sedangkan dalam Pilgub Jateng 2013, di mana saat itu ada 3 pasangan calon, Ganjar yang duet dengan Heru Sudjatmoko berhasil mendapatkan 48,82% suara. Dua pasangan lainnya, Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo memperoleh 30,2% suara, dan pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono meraup 20,92% suara.

Sementara itu, politikus senior PDIP, Hendrawan Supratikno membantah Ganjar tidak disukai kader hingga tingkat DPC. Namun tidak dipungkiri jika pengurus DPD hingga DPC PDIP se-Jateng barharap bisa lebih sering bersilaturahmi dengan Ganjar.

"Asesmen orang luar sering lebih dramatis dan hiperbolis. Memang pada awalnya ada harapan agar Pak Ganjar lebih agresif bersilaturahmi dengan jajaran 35 DPC kabupaten/kota se-Jateng. Artinya, setiap ada kunjungan kerja ke kabupaten/kota, mampir ke kantor-kantor DPC," terang Hendrawan kepada wartawan, Minggu (30/5).

"Itu (kunjungan ke DPC) tak terlaksana sepenuhnya karena acara sering dibatasi protokol birokrasi dan alokasi waktu yang sering terbatas. Namun lama-kelamaan jajaran kader paham, kesibukan Mas Ganjar luar biasa," imbuhnya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita