Kibarkan Bendera Israel, Austria Dihujani Kecaman dari Pejabat Turki

Kibarkan Bendera Israel, Austria Dihujani Kecaman dari Pejabat Turki

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Juru bicara kepresidenan Turki mengkritik Austria karena mengibarkan bendera Israel di atap gedung kanselir di tengah gesekan dengan Palestina.

"Inilah yang mendorong Israel untuk melanjutkan serangannya terhadap rakyat Palestina," kata juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin dalam sebuah tweet, disadur dari Anadolu Agency, Sabtu (15/5/2021).

"Saya berharap orang Austria dan Eropa yang memiliki akal sehat dan moralitas akan menolak politik yang memalukan ini." tegas Kalin.

Sebastian Kurz, kanselir Austria, baru-baru ini memposting sebuah foto dengan caption: "Hari ini bendera Israel dikibarkan di atap Kanselir Federal sebagai tanda solidaritas dengan #Israel ... Bersama-sama kita berdiri di sisi Israel."

Wakil Presiden Turki Fuat Oktay bereaksi terhadap sikap Kurz terkait pengibaran bendera Israel di gedung kanselir.

"Dengan sikap ini, Kanselir Austria telah membubuhkan tanda tangannya di bawah pembantaian Israel di Gaza," katanya dalam sebuah pernyataan di Twitter.

Kritik terhadap sikap Kurz tentang Israel, Oktay menambahkan bahwa sikap ini, "memperkuat Islamofobia dan fasisme yang meningkat di Eropa, adalah noda hitam yang tercatat dalam sejarah umat manusia."

Omer Celik, juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berkuasa, juga mengecam Kurz dan berkata: "Orang ini (Kurz) adalah simbol Islamofobia, permusuhan terhadap Turki dan Erdogan di Eropa."

"Hanya mimpi mengharapkan dia berpihak pada mereka yang tertindas. Keberpihakannya pada penindas adalah kompas politiknya," tambahnya.

Ketegangan meningkat sejak pengadilan Israel memerintahkan penggusuran keluarga Palestina dari Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

Warga Palestina yang memprotes solidaritas dengan penduduk di lingkungan itu kemudian menjadi sasaran serangan pasukan Israel.

Pasukan pendudukan juga menggerebek Masjid Al-Aqsa saat digunakan oleh jemaah untuk menunaikan shalat tarawih di bulan Ramadhan.

Ketegangan meningkat setelah serangan udara diluncurkan oleh Israel di Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 126 warga Palestina, termasuk 31 anak-anak dan 20 wanita, menurut otoritas kesehatan Palestina.[sc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita