Aktivis '98: Ganjar Perpaduan Soekarno dan Jokowi, PDIP Jangan Sampai Rugi

Aktivis '98: Ganjar Perpaduan Soekarno dan Jokowi, PDIP Jangan Sampai Rugi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Serangan bertubi-tubi yang ditujukan Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto kepada Ganjar Pranowo tampaknya justru melambungkan nama gubernur Jawa Tengah itu. Pujian demi pujian dilontarkan oleh mereka yang menilai Ganjar layak jadi calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.

Salah satu pujian itu datang dari Ketua Ikatan Aktivis 98 Immanuel Ebenezer alias Noel. Tidak tanggung-tanggung, dia menyebut Ganjar adalah perpaduan antara Proklamator RI Soekarno dan Presiden Joko Widodo.

"Seperti Bung Karno, Ganjar dekat dengan wong cilik dan fokus memikirkan pembangunan kualitas manusia. Ganjar juga matang di birokrasi seperti Jokowi. Beliau tahu betul mengurusi rakyat dan bagaimana menyelesaikan persoalan itu," kata Noel, Rabu (26/5).

Atas dasar itu, Noel merasa sudah sewajarnya Ganjar disukai banyak orang dan elektabilitasnya meroket tajam. Apalagi, tambah Noel, semua itu dicapai secara alami, bukan hasil desain politik via pencitraan.

Tak berhenti disitu, ketua Jokowi Mania ini bahkan menilai Ganjar seperti sudah ditakdirkan menjadi calon presiden di periode mendatang.

"Partai politik memang masih wait and see. Tetapi berbarengan dengan waktu, tentu mereka akan meminang Ganjar," kata Noel ini.

Dia pribadi belum melihat ada sosok lain yang bisa diterima dengan baik oleh kelompok nasionalis, religius dan milenial, seperti Ganjar.

"Capres kuat lain misal Anies hanya didukung kekuatan politik berbasis agama. Anies cenderung tak disukai masyarakat berbasis nasionalis," kata dia.

Berdasarkan sejumlah alasan inilah, kata Noel, rakyat akan memberikan karpet merah kepada Ganjar. Penolakan terhadap Ganjar hanya akan membuat PDI Perjuangan dirugikan.

"Saya masih yakin PDIP akan memberikan restu ke Ganjar. Toh, pilpres masih panjang. Megawati punya kecerdasan luar biasa dalam mengeksekusi keputusan politik," tegasnya. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita