Kamus Sejarah Berpolemik, Dema PTKIN Se-Indonesia Tuntut Nadiem Dicopot

Kamus Sejarah Berpolemik, Dema PTKIN Se-Indonesia Tuntut Nadiem Dicopot

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Tidak masuknya nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asyari dalam Kamus Sejarah Indonesia memicu kemarahan mahasiswa.

Meski polemik tersebut telah diklarifikasi Kemendikbud bahwa kamus sejarah disusun di pemerintahan sebelumnya, Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Seluruh Indonesia (Dema PTKIN Se-Indonesia) meminta Nadiem dicopot.

"Kami protes keras karena KH Hasyim Asyari tidak tertulis. Ada yang aneh dengan Kemendikbud hari ini karena kerap kali menuai kontroversi seputar pendidikan," kata Koordinator Pusat Dewan Eksekutif Mahasiswa, Onky Fachrur Rozie dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/4).

Protes keras juga disampaikan Sekretaris Pusat Dema PTKIN Se-Indonesia,
Ahmad Rifaldi. Dia menyayangkan tindakan Kemendikbud yang dianggap tidak mengakui KH Hasyim sebagai pahlawan nasional.

“Ini sungguh melukai hati kami dan kami semua kecewa kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Harusnya Kemendikbud menghargai jasa para pahlawan bangsa," ujarnya.

Dema PTKIN Se-Indonesia menganggap, Kemendikbud di bawah kepemimpinan Nadiem sering membuat polemik dan kegaduhan terkait pendidikan. Oleh karenanya, mereka berharap agar mantan bos Gojek tersebut dicopot dari jabatannya di Kabinet Indonesia Maju.(RMOL)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita