Di Mata Rocky Gerung, Jokowi Hadir Setelah Demokrasi Dibesarkan Syahganda Cs

Di Mata Rocky Gerung, Jokowi Hadir Setelah Demokrasi Dibesarkan Syahganda Cs

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Demokrasi di Indonesia tidak perlu penyelamatan. Sebab, masing-masing telah memiliki demokrasi tersebut. Adapun yang dibutuhkan saat ini adalah menyingkirkan penghalang demokrasi.

Begitu pesan ahli filsafat, Rocky Gerung saat jumpa pers Petisi Aktivis Pro Demokrasi bertajuk "Demokrasi Harus Diselamatkan! Bebaskan Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat!" di Kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, Senin sore (26/4).

“Jadi beda, kita tidak ingin membebaskan demokrasi. Tapi yang mau kita lakukan adalah menyingkirkan penghalang demokrasi,” tegasnya.

Rocky Gerung lantas menyinggung penangkapan yang dilakukan aparat terhadap aktivis demokrasi, seperti Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Permana. Di mana mereka ditangkap karena dituduh sebagai biang kerok kerusuhan saat aksi menolak RUU Cipta Kerja.

Rocky Gerung mengatakan bahwa dirinya sudah mengenal Syahganda cs sejak duduk di bangku kuliah. Mereka merupakan aktivis yang komitmen dalam membesarkan demokrasi di Indonesia sejak era Orde Baru.

Perjuangan Syahganda membuahkan hasil setelah rezim Orde Baru tumbang tahun 1998 hingga kemudian Presiden Joko Widodo menikmati buah demokrasi tersebut tahun 2014 hingga saat ini.

“Dari awal dia (Syahganda) membesarkan demokrasi, setelah besar kita undang Jokowi hadir. Jadi Jokowi hadir setelah demokrasi sudah ada, bukan Jokowi bikin demokrasi” tegasnya.

“Yang bikin (demokrasi) ada itu siapa? Ya Syahganda,” demikian Rocky Gerung. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita