Sempat Ditawari Jadi Ketua Umum, Rizal Ramli Kecewa Kini Demokrat Malah Jadi Partai Keluarga

Sempat Ditawari Jadi Ketua Umum, Rizal Ramli Kecewa Kini Demokrat Malah Jadi Partai Keluarga

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Pengakuan mengejutkan disampaikan Mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli di tengah konflik internal Partai Demokrat yang semakin panas.

Rizal Ramli menyampaikan bila dirinya sempat mendapatkan tawaran dari salah satu Pendiri Partai Demokrat, Ventje Rumangkang untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Sekitar 3,5 tahun, tutur Rizal Ramli, dirinya diundang makan siang. Saat itu, almarhum Vanjte bercerita para pendiri partai 9 orang tak dianggap di Partai Demokrat.

“Kita (kata Venjte) kalau ada acara duduk di paling belakang doang. Paling depan itu keluarga SBY (Susilo Bambang Yudhoyono),” kata Rizal Ramli dikutip dari kanal YouTube Refly Harun.

Selain itu, kata Rizal Ramli, Ventje Rumangkang sempat menyampaikan kepadanya terkait persoalan penting di Partai Demokrat dan sebagainya. Ia mengaku tidak pernah dilibatkan.

“Dan menurut dia (Ventje Rumangkang) yang paling penting Partai Demokrat merosot terus setelah SBY enggak jadi presiden. Pada waktu itu 10 persen,” tuturnya.

Dalam pembicaraan tersebut, Rizal Ramli mengaku bila Venjte Rumangkang membujuknya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat untuk menggantikan SBY.

“Pak Ventje bujukin saya, saya sudah bicara sama temen-temen kita ingin Pak Ramli yang pimpin Demokrat. Jadi Ketua Partai Demokrat lewat KLB,” katanya.

“Pak Ramli enggak usah pusing soal biaya dan macam-macam. Karena kita, kata Vantje Rumangkang, yakin kalau Pak Ramli gabung sama kita, (Partai Demokrat) akan kembali naik lagi,” ucap Rizal Ramli menambahkan.

Menurut Rizal Ramli, kala itu Venjte Rumangkang ingin perolehan kursi Demokrat di bawah komandonya naik minimal 10 persen

“Kalau Pak Ramli mau (katanya) Demokrat bakal nambah 10 persen, (penawaran ini) sekira akhir 2017. Setelah (saya) keluar dari Pemerintahan Jokowi,” katanya.

Setelah melalui pertemuan hingga 3 kali, lanjut Rizal Ramli, dirinya memutuskan untuk menolak tawaran itu.

“Pak Ventje mohon maaf saya putuskan untuk tidak terlibat, Karena satu, saya baru keluar dari Pemerintahan Jokowi, yang kedua apapun SBY teman lama saya, SBY itu banyak sejarah sama saya,” katanya.

Dalam perjalanannya, tambah Rizal Ramli, Partai Demokrat itu diubah menjadi partai keluarga. Semua anak-anak SBY jadi pengurus, dan keputusan utama partai ditentukan keluarga SBY.

“Nah, jadi saya memang ada penyesalan bukan dalam konteks Demokrat saja. Saat muda kami ini siap berjuang untuk Indonesia yang demokratis, saya dipenjara di Sukamiskin gara gara itu, diadili 1,5 tahun sama Soeharto,” katanya.

Menurut Rizal Ramli, pihaknya selalu fokus dalam konteks mengubah Indonesia dari otoriter menjadi demokratis.

“Ini berlaku tidak hanya sama Partai Demokrat, berlaku dengan PDIP Mbak Mega, dan lain-lain. Dari awal Rizal Ramli enggak suka feodal, saya tidak percaya bangsa feodal bisa maju,” katanya menegaskan.

Secara pribadi Rizal Ramli pun menyampaikan kekecewaannya terhadap SBY dalam mengelola Partai Demokrat padahal mengerti terkait prinsip-prinsip demokrasi.

“Saking sayang anaknya makin lama (Demokrat) jadi partai keluarga. Pak SBY ubah dong partainya supaya lebih demokratis jangan hanya jadi partai keluarga,” katanya menegaskan.***

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA