Seorang Dokter di Meksiko Menjadi Lumpuh setelah Disuntik Vaksin Corona

Seorang Dokter di Meksiko Menjadi Lumpuh setelah Disuntik Vaksin Corona

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Seorang dokter muda di Meksiko tiba-tiba menjadi lumpuh beberapa jam setelah disuntik vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech. Kejadian ini memicu otoritas kesehatan masyarakat setempat meluncurkan penyelidikan.

Karla Cecilia Perez, 32, mengalami kelumpuhan sebagian di lengan dan kakinya hanya beberapa jam setelah menerima suntikan vaksin buatan Pfizer/BioNTech pada 30 Desember 2020 dan segera ditempatkan di unit perawatan intensif rumah sakit di Coahuila, di negara bagian Nuevo Leon. Dia juga mengalami kesulitan berbicara. (Baca: Perawat Ini Meninggal Sehari usai Disuntik Vaksin COVID-19 Pfizer )

Keluarga Perez telah meminta lebih banyak penelitian setelah kejadian itu.

Perez mengalami sejumlah kejang selain ruam kulit, lemah, dan kesulitan bernapas dalam waktu setengah jam setelah menerima vaksin. Sejak itu, dia telah didiagnosis dengan encephalomyelitis (radang otak dan sumsum tulang belakang).

Perez sekarang dalam kondisi stabil dan tidak lagi mengalami kejang, tetapi keluarganya telah menyerukan pengujian tambahan untuk memeriksa potensi efek samping tersembunyi dari vaksin vaksin COVID-19 Pfizer/BioNtech, serta analisis lebih lanjut tentang kondisinya untuk melihat apakah dia mengalami alergi yang mendasari yang mungkin telah memicu reaksi ekstrem.

“Kami tidak bersikeras bahwa itu disebabkan oleh vaksin. Namun, perlu diklarifikasi apakah ini terkait dengan inokulasi dengan vaksin. Kami tidak memperdebatkan bahwa itu adalah alasannya. Harus ada penelitian untuk memastikan," kata Carlos Palestino, saudara ipar dokter perempuan itu, seperti dikutip Russia Today, Rabu (6/1/2021).

Sebelum inokulasi, Perez dikabarkan pernah mengalami reaksi alergi yang merugikan terhadap antibiotik trimetoprim dan sulfametoksazol yang dapat menyebabkan kejang, ruam kulit dan shock anafilaksis pada beberapa pasien.

Sebelumnya pada Desember 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mencatat setidaknya empat kasus kelumpuhan wajah parsial (Bell's Palsy) pada penerima vaksin Pfizer.

Namun, menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Meksiko, di antara semua penerima vaksin Pfizer/BioNtech dalam uji coba pada manusia, tidak ada kasus ensefalitis (pembengkakan otak) yang tercatat.

Perez tetap dalam observasi dan menjalani pengobatan termasuk steroid dan obat anti-kejang untuk mengurangi risiko berulangnya efek samping.

Keluarga Perez mengatakan bahwa mereka menyampaikan peringatan untuk menarik perhatian pada kasus tersebut dengan harapan bahwa dokter muda itu akan sembuh dan orang lain mungkin terhindar dari efek samping serupa, tetapi menekankan bahwa mereka tidak berusaha menghalangi masyarakat untuk divaksinasi. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita