Pro Kontra Parpol Kala Jokowi Bangun 'Kabinet Capres 2024'

Pro Kontra Parpol Kala Jokowi Bangun 'Kabinet Capres 2024'

Gelora Media
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO -  Langkah Presiden Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasukkan Sandiaga Uno dkk dinilai sedang membuat 'kabinet capres 2024' panen sorotan dari kalangan politisi. Mereka pun angkat bicara.
Awalnya Presiden Jokowi resmi melantik menteri baru pada Rabu 23 Desember 2020.

Nama Sandiaga Uno dan Tri Rismaharini menambah rentetan kandidat capres yang malang melintang di berbagai survei capres yang kini masuk daftar pembantu presiden.



Berdasarkan survei yang dilakukan Indikator Politik pada kisaran 24-30 September 2020 terhadap 1.200 responden acak dan margin of error 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, terlihat sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju masuk bursa capres 2024. Menteri pembantu Jokowi yang masuk bursa capres 2024 versi Indikator Politik antara lain Menhan Prabowo Subianto dengan elektabilitas 16,8%, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno (8,8%), Menkopolhukam M Mahfud Md (1,3%), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (1,2%), Menteri BUMN Erick Thohir (0,8%), dan Mendagri Tito Karnavian (0,4 %).

Masuknya Sandiaga Uno pun cukup mengejutkan. Seolah-olah Jokowi memberi ruang untuk Sandiaga muncul ke permukaan sebelum menatap Pilpres 2024.

"Kalau nama Sandiaga Uno masuk, kabinet ini menjadi kabinet presiden masa depan, karena Jokowi berhasil mengumpulkan tokoh-tokoh capres di kabinetnya," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun kepada detikcom, Rabu (23/12).


Bisa dibilang saat ini Kabinet Indonesia Maju tak lain adalah 'Kabinet Capres 2024'.

Lantas untuk apa Jokowi seolah membangun kabinet masa depan ini? Bisa jadi Jokowi sedang mempersiapkan penerusnya agar program-programnya bisa dilanjutkan di kepemimpinan presiden selanjutnya.

Berikut suara para politisi:

PKS: Pilpres Masih Jauh, Masih Banyak Tikungan

PKS mengingatkan pilpres masih sangat jauh.

"Wajar publik menilai proyeksi 2024. Melihat keseriusan Pak Jokowi dalam proyek Solo dan Medan jadi wajar. Tapi 2024 masih sangat panjang. Masih banyak tikungan, tanjakan atau bahkan longsoran dapat terjadi," kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.


Lebih lanjut, Mardani menganggap mereka yang bergabung dalam periode kedua Jokowi ini selayaknya 'bebek lumpuh'. Meski begitu, dia ingin melihat bagaimana kinerja pemerintah dengan kabinet baru setelah ini.

"Secara teori mereka yang bergabung pada periode kedua sering ke efek lame duck (bebek lumpuh) karena Pak Jokowi tidak bisa maju lagi. Tapi kita beri kesempatan untuk bekerja dalam 100 hari ke depan untuk melihat efeknya," ucapnya.



PDIP Buat Keseimbangan Dulu

PDIP berpendapar Jokowi saat ini sedang membuat keseimbangan baru.

"Banyak ujaran disematkan untuk hasil reshuffle kali ini. Ada istilah kabinet rekonsiliasi, kabinet cipta kerja, kabinet pelangi, dan sebagainya. Yang jelas, Presiden sedang mengorkestrasi harmoni dan keseimbangan baru. Itu sebabnya kabinet lebih tambun dan penuh warna," kata politikus PDIP Hendrawan Supratikno.


"Jalur sebagai capres-cawapres jangan direduksi hanya lewat krida (tindakan) di kabinet. Masih ada jalur di luar itu. Jadi penilaian sebagai 'kabinet capres' merupakan penilaian yang simplistik," ujarnya.

Dia meyakini formasi kabinet yang baru ini dapat melahirkan sinergi yang dinamis asalkan tidak mementingkan urusan pribadi.



PD Tidak Persoalkan Tapi Singgung Penanganan COVID

Partai Demokrat (PD) menilai wajar soal anggapan Presiden Jokowi membentuk 'kabinet capres 2024'.

Namun, PD tak menyoal itu, yang terpenting kabinet ini dapat bekerja cepat mengatasi dampak COVID-19.

"Saya pikir sah-sah saja ada pengamat atau publik menilai seperti itu. Tapi menurut sekarang yang lebih penting bagaimana kabinet ini dapat bekerja secara efektif terutama dalam mengatasi dampak COVID ini dari sisi kesehatan ataupun ekonominya," kata Waketum PD, Marwan Cik Hasan.


Marwan juga menilai sah saja soal penilaian penunjukan menteri-menteri bisa berdampak pada elektoral mereka untuk menjadi calon presiden (capres) pada Pemilu 2024 nanti. Namun, menurutnya, Jokowi harus memberikan koridor dan batasan yang jelas, sehingga para menteri tidak melalaikan tugas.

Sama halnya dengan Ketua DPP PD Didi Irawadi. Dia meminta siapapun yang masuk dalam kabinet harus cepat mengatasi masalah akibat pandemi ini.

Gerindra: Jangan Analisa Berlebihan

Gerindra mengatakan Jokowi memasukkan Sandiaga dkk karena kapabilitas bukan elektoral.

"Jangan juga menganalisa berlebihan. Pasti pertimbangan Pak Jokowi bukan soal elektabilitas itu, tapi karena kapabilitas masing-masing menteri," kata Waketum Gerindra, Habiburokhman.

Habiburokhman menilai orang-orang yang dimasukkan Jokowi ke dalam kabinet memang berkualitas. Sehingga menurutnya, membuat elektabilitas mereka tinggi.

Anggota Komisi III ini justru menilai kabinet sekarang ini merupakan the dream team. Habiburokhman meyakini kinerja Kabinet Indonesia Maju kali ini akan maksimal.

"Kalau saya lihat kabinet seorang sudah seperti The Dream Team, banyak sekali bintang dan semoga bisa bekerja maksimal," ucapnya.



candradimuka bagi para tokoh yang berpotensi maju Pilpres.


"Ini candradimuka lah, ujian lah untuk buktikan kemampuan dan leadership mereka untuk nanti memimpin yang jauh lebih besar lagi sebagai presiden atau wakil presiden 2024 dan seterusnya," kata Ketua DPP Partai NasDem Charles Meikyasah kepada wartawan, Rabu (23/12/2020).

Menurut Charles, sangat penting capres dan cawapres 2024 untuk menduduki posisi seperti menteri hingga pimpinan daerah. Ia menyebut jabatan publik dapat menjadi tempat bagi para pejabat untuk dilihat masyarakat.


PPP: Jokowi Buka 'Konvensi' Capres Cawapres

PPP menilai Jokowi sedang membuka konvensi capres-cawapres.

"Ini langkah luar biasa sebenarnya, bisa pula dimaknai bahwa baru Presiden Jokowi-lah yang membuka 'konvensi' capres-cawapres untuk meneruskan kepemimpinannya," kata Sekjen PPP demisioner, Arsul Sani, kepada wartawan, Rabu (23/12/2020).

Wakil Ketua MPR RI itu tidak mempermasalahkan jika Jokowi memasukkan tokoh-tokoh yang berpotensi maju Pilpres 2024. Dari Prabowo Subianto, Erick Thohir, hingga Sandiaga Uno.

Menurut Arsul, Presiden Jokowi dapat anggap sedang menyiapkan estafet kepemimpinan nasional. Ia memberi kesempatan kepada sejumlah tokoh untuk menunjukkan prestasinya dalam Kabinet Indonesia Maju.(dtk)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA